Suara.com - Sedikitnya 50 satwa di sebuah kebun binatang di Caracas, Venezuela, mati kelaparan selama enam bulan terakhir. Kematian puluhan satwa itu disebabkan oleh kekurangan makanan lantaran kebun binatang dilanda krisis keuangan.
Satwa-satwa yang menjadi korban di kebun binatang Caricuao antara lain babi Vietnam, tapir, kelinci, dan burung. Saking kurangnya pasokan makanan, beberapa diantaranya bahkan tidak makan selama dua pekan, demikian disampaikan Marlene Sifontes, (52), ketua serikat pekerja taman nasional negara.
Nasib buruk yang dialami satwa-satwa kebun binatang jadi cerminan penderitaan rakyat Venezuela yang jadi korban krisis ekonomi. Tak sedikit warga yang terpaksa tak makan, banyak pula yang harus mengantri makanan jatah selama berjam-jam.
"Nasib satwa di kebun binatang Caricuao adalah metafora dari penderitaan Venezuela," kata Sifontes.
Saking terbatasnya makanan yang ada, singa dan harimau di kebun binatang tersebut diberi makan mangga dan labu oleh staf. Para staf terpaksa membuat menu makan yang tak layak karena harus menghemat daging. Gajah pun harus memakan buah-buahan, bukan jerami seperti seharusnya.
Kondisi kebun binatang di luar ibu kota justru lebih parah. Di La Laguna misalnya, sebuah taman yang terletak di negara bagian Tachira, para pengelola kebun binatang mengaku mencari donasi dari pengusaha setempat untuk membeli buah-buahan dan daging untuk makanan satwa.
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan kebun binatang tetap beroperasi," kata akuntan kantor walikota yang mengurus pendanaan kebun binatang.
Terkait krisis yang dialami Venezuela, Presiden Nicolas Maduro menjadikan "perang ekonomi" yang dilakukan negara tetangga dan Amerika Serikat, sebagai kambing hitam krisis dalam negeri. Sementara itu, lawan-lawan politik Maduro mengatakan, ketergantungan negara pada jual beli minyak yang harganya terus menurun, serta kebijakan ekonomi yang tak berkesinambungan, menjadi akar dari krisis di Venezuela. (Reuters)
Berita Terkait
-
Ragunan Dipadati 18 Ribu Pengunjung di Hari Pertama Libur Maulid Nabi
-
Ragunan Siap Jadi Destinasi Malam? Ini Kata Gubernur Jakarta
-
Siap-siap! Tiket Ragunan Bakal Naik, Tarif Warga KTP Luar Jakarta Lebih Mahal
-
Konflik Pengelola, Bandung Zoo Ditutup Sementara
-
Hewan di Bandung Zoo Terancam Mati Imbas Kisruh Manajemen
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu