Suara.com - Politikus PDI Perjuangan Syahrial mengatakan sebelum ada keputusan dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, kader PDI Perjuangan boleh-boleh saja menyatakan tidak mau mendukung Basuki Tjahaja Purnama maju ke pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Ya orang bebas saja. Sebelum ada keputusan ya bebas saja, mau menolak kek mau menerima kek," kata Syarial kepada Suara.com, Senin (1/8/2016).
Tetapi kalau nanti sudah ada keputusan dari Megawati, mau tidak mau semua kader harus melaksanakannya.
"Tapi setelah ada keputusan dari Bu Mega, itu harus satu, harus sepakat semua. Tidak ada lagi yang lain daripada keputusan Bu Mega. Kader wajib mengikuti perintah dari ketua umum," kata dia.
Syahrial yang merupakan anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan mengaku belum tahu jumlah kader yang menolak Ahok.
"Wah saya nggak tahu itu, tanya saja sendiri ke Pak Gembong (Warsono) kalau gitu. namanya siapa saja yang nolak," kata dia.
Sebelumnya, Gembong Warsono yang menjabat Kepala Badan Pemenangan Pemilu DKI Jakarta mengatakan 80 persen kader PDI Perjuangan di Jakarta menolak Ahok diusung ke bursa pilkada. Mereka menginginkan PDI Perjuangan mencalonkan kader sendiri.
"Suara yang berkembang itu. Kalau bicara 100 persen (nolak Ahok) nggak ada 100 persen," kata Gembong di kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (31/7/2016).
"80 persen menghendaki tidak incumbent, dan 80 persen itu menghendaki kader," Gembong menambahkan.
Berita Terkait
-
PDIP Kupang Kokohkan Akar Budaya, Hasto Kristiyanto: Berpondasi Pemikiran Bung Karno
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Hasto Kristiyanto: Lengkapi Markas di Rote Ndao, Wujudkan Visi Geopolitik Bung Karno dari Selatan
-
Momen Megawati Sebut Dirinya Paket Lengkap: Aku Anak Presiden, Pintar dan Banyak yang Naksir
-
Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN
-
Selain Nama Baik, Apa Saja yang Dipulihkan Prabowo Lewat Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara?
-
DPR Apresiasi Rehabilitasi Guru Luwu Utara, Minta Pemerintah Ganti Biaya Hukum
-
ARAH Laporkan Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Terkait Soeharto, Golkar: Monggo Saja
-
Gubernur Ahmad Luthfi Apresiasi TNI Atas Kontribusinya dalam Menjaga Ketahanan Pangan
-
Sutriah Bersyukur Jadi Peserta JKN: Manfaatnya Besar Sekali
-
Prabowo Rehabilitasi 2 Guru ASN di Luwu Utara, DPR Wanti-wanti Kepala Daerah Jangan Asal Pecat
-
Puluhan Emak-emak Dampingi Roy Suryo Cs di Polda Metro Jaya: You Never Walk Alone!
-
Kenapa Prabowo Rehabilitasi 2 Guru di Luwu Utara? Ini Kasus yang Membelit Abdul Muis dan Rasnal
-
Profil Ribka Tjiptaning: Dokter Penulis 'Anak PKI', Kini Dipolisikan Usai Sebut Soeharto Pembunuh