Suara.com - Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Hendardi menyatakan tiga nama yang disebut terpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman dalam video yang dibuat oleh Humas Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham masih ditindaklanjuti. Hendardi, yang juga Ketua Setara Institute, mengatakan bahwa tiga nama tersebut bisa menjadi bahan atau petunjuk untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Dari nama tersebut ada yang bisa kami minta keterangan, ada yang tidak. Semua bergantung apakah mereka memang potensial dalam hal memberi petunjuk yang kuat atau tidak," ujar Hendardi di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Oleh karena masih terbukanya semua kemungkinan, Hendardi tidak mau memberikan persepsi negatif terhadap nama-nama tersebut.
Dia menekankan bahwa oknum aparat tersebut, dia tidak mau menyebutkan instansi, tidak berkaitan dengan aliran dana sebagaimana disebutkan Freddy pada Koordinator Kontras Haris Azhar.
"Kami sengaja tidak mau menyebut nama atau inisial untuk menghindari interpretasi keliru yang berpotensi mengganggu penyelidikan, sekaligus memberikan perlindungan hak bagi seseorang," ujar Hendardi.
Video itu sendiri terdiri dari tiga bagian, masing-masing berdurasi 39 detik, 18 menit 43 detik dan satu menit 25 detik yang dibuat secara berurutan pada 28 Juli 2016 pukul 17.00 WIB.
Selain adanya penyebutan setidaknya tiga nama, isi video lain yang bisa diungkap ke publik, tutur Hendardi, adalah tentang pengakuan Freddy Budiman mengenai pertobatan dan perjalanan spiritualnya menjelang dieksekusi mati.
Kemudian, lanjut dia, Freddy dalam video tersebut memberikan beberapa evaluasi dan saran untuk menghapus praktik peredaran narkoba di lembaga permasyarakatan.
"Dia mengimbau agar penanganan napi narkoba dilakukan secara ketat, tidak dipindahkan dari satu penjara ke penjara lain dan harus ada pengisolasian dari narapidana lain," tutur Hendardi.(Antara)
Berita Terkait
-
Kasus Kerangka Kwitang Janggal, Komisi III DPR Usulkan Pembentukan TGPF
-
Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Boleh Dihapus dari Sejarah
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Yusril: Presiden Tegaskan Usulan TGPF Kericuhan Demo Tak Perlu Dibentuk
-
YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir