Suara.com - Warga Rawajati RT 9, RW 4, Pancoran, Jakarta Selatan, tetap menolak pemukiman mereka ditertibkan dan direlokasi ke rumah susun Marunda, Jakarta Utara. Rencananya, eksekusi penertiban bangunan akan dilaksanakan aparat pemerintah pada Kamis (1/9/2016).
"Tanggal 1 besok pagi jam 06.00 WIB. Rencananya penggusuran warga Rawajati, warga akan tetap bertahan dengan dibantu beberapa organisasi masyarakat," kata Sekretaris Jenderal Gerakan Pribumi Indonesia Budi Mithoon di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Sealtan, hari ini.
Mereka menolak kebijakan pemerintah karena sampai sekarang belum ada solusi yang tepat.
"Tanpa ganti rugi kami dipindahkan di rusun Marunda, sedangkan hak kepemilikan tanah pemda mengklaim tanah pemda, padahal tanah itu milik PT. Bata," kata Budi.
Relokasi rencananya dilaksanakan 1 Agustus 2015, namun ketika gagal karena warga menolak. Warga menolak karena merasa memiliki hak untuk menempati lahan.
"Harusnya 1 Agustus 2015 dan kita mediasi bertahan sampai 1 tahun ini, kesepakatan belum terjadi atas janji pemerintah yang merelokasi dekat Jakarta Selatan, atau Cipinang Besar Selatan yang terdekat dari tempat kami," kata warga Rawajati bernama Andri.
Menurut dia jika warga dipindah ke Jakarta Utara nanti akan menciptakan permasalahan ekonomi. Tawaran menempati rusun secara gratis selama tiga bulan dan setelah itu membayar Rp300 ribu per bulan dinilai bukan solusi.
"Contoh di rusun Jatinegara apa-apa bayar di rusun seperti air, listrik, dan sewa, tapi mata pencaharian sulit karena kondisi dan mungkin sebelumnya kerja dimana terus pindah tempat kemana,Terlalu jauh dan menghilangkan mata pencaharian," kata dia.
Warga berharap pemerintah mempertimbangkan efek sosial dan ekonomi yang akan dialami warga jika direlokasi ke Jakarta Utara.
"Pemerintah tidak memikirkan ekonomi warga. Jangan digratisin tiga bulan, ya harusnya selamanya," kata Andri. [Erlangga Bregas Prakoso]
Berita Terkait
-
Pedagang Pasar Barito Demo Tolak Relokasi, Groundbreaking Taman Bendera Pusaka Ditunda
-
Warga Tesso Nilo Resah Terancam 'Diusir', Muncul Wacana Relokasi ke Pulau Mendol
-
Cuma Pakai Celana Dalam, Heboh Mayat Tanpa Kepala di Kali Ciliwung usai Jakarta Kebanjiran: Dibunuh?
-
Drama di Lempuyangan: KAI Eksekusi Paksa Rumah Warga yang Tolak Kompensasi!
-
Dibalik Romantisme Bandung: Konflik Lahan yang Merenggut Kebahagiaan Warga
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen