Partai pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin menang mudah dalam pemilihan umum parlemen. Kenyataan ini menurut hasil sementara pada Senin (19/9/2016).
Meski demikian, rendahnya tingkat partisipasi menunjukkan melemahnya antusiasme publik terhadap para elit 18 bulan menjelang pemilihan umum presiden selanjutnya.
Partai pro-Putin yang tengah berkuasa, United Russia, memenangi 51 persen pemungutan suara yang digelar Minggu (18/9/2016), kata komisi pemilihan umum pusat yang menyatakan telah menghitung 25 persen total suara.
Kemenangan dalam pemilu terbaru akan membuat partai yang didirikan oleh Putin tersebut meneruskan dominasi mereka di majelis rendah Rusia, Duma. Sebuah jajak pendapat juga menempatkan United Russia sebagai pemenang.
Putin menyebut kemenangan partainya sebagai tanda bahwa para pemilih masih mempercayai kepemimpinan dirinya di tengah perlambatan ekonomi, yang diperparah oleh sanksi negara-negara Barat terkait Ukraina.
Putin sendiri masih belum menyatakan kesediaan untuk turut bertarung kembali dalam pemilihan presiden 2018.
"Kami bisa dengan yakin menyatakan bahwa partai kami telah meraih hasil yang sangat bagus. Kami menang," kata Putin di kantor pusat United Russia bersama Perdana Menteri Dmitry Medvedev.
"Kami tahu kehidupan tengah berjalan sulit bagi semua orang, ada banyak masalah, dan banyak problem yang belum terselesaikan. Meski demikian, kami memenangi pemilihan umum," kata Putin merujuk pada kondisi ekonomi yang tahun ini diperkirakan kembali tumbuh negatif setidaknya 0,3 persen.
Partai-partai lain memperoleh suara jauh di bawah United Russia.
Menurut perhitungan sementara, partai populis LDPR menempati urutan kedua dengan 15,1 persen, Partai Komunis di tempat ketiga dengan 14,9 persen, diikuti partai kiri-tengah Just Russia yang memperoleh 6,4 persen.
Ada beberapa laporan kecurangan dalam pemungutan suara. Beberapa wartawan Reuters di wilayah Mordovia mengaku menyaksikan beberapa orang melakukan lebih dari satu kali pemilihan.
Kepala komisi pemilu mengatakan tidak ada bukti adanya kecurangan dalam skala besar.
Tingkat Partisipasi Rendah Dua jam sebelum penutupan bilik pemungutan suara, tingkat partisipasi hanya tercatat sekitar 39,4 persen, turun jauh dari pemilihan umum parlemen sebelumnya yang mencapai 60 persen.
"Mencoblos itu seperti buang air kecil di toilet yang mampet. Apa gunanya?" kata seorang supir taksi di kota Ufa yang merepresentasikan sebagian apatisme warga terhadap pemilu.
"Saya tidak memilih siapa pun. Saya tidak akan memberi suara pada para bajingan," kata Yan Gaimaletdinov, yang mengaku sengaja merusak kertas pencoblosan di bilik suara dekat Ufa.
Menanggapi rendahnya partisipasi pemilu, Putin mengakui jumlahnya "tidak setinggi pemungutan suara sebelumnya, tapi masih tetap tinggi." Putin, yang telah 17 tahun berkuasa di Rusia sebagai perdana menteri dan presiden, hingga kini masih menjadi tokoh terpopuler di Rusia dalam sejumlah jajak pendapat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Bukan soal Whoosh, Ini Isi Percakapan Dua Jam Prabowo dan Ignasius Jonan di Istana
-
KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
-
Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang