Suara.com - Ketua DPP Hanura Miryam S. Haryani mengatakan tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat akan langsung saling menyesuaikan setelah PDI Perjuangan resmi bergabung. Pendukung Ahok-Djarot sekarang terdiri dari empat partai, Nasdem, Hanura, Golkar, dan PDI Perjuangan. Sebelum partai berlambang banteng moncong putih gabung, ketuanya Nusron Wahid.
"Hal yang sudah menjadi kesepakatan bersama diantara para pendukung Ahok-Djarot adalah tentang komitmen untuk memenangkan dan penguatan komunikasi serta koordinasi satu sama lain. Saya rasa hal tersebut akan jadi catatan utama," kata Miryam, Senin (26/9/2016).
Miryam yang merupakan juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot menambahkan tim sudah berjalan dengan baik sebelum PDI Perjuangan gabung. Masuknya, PDI Perjuangan, katanya, tidak akan mengubah pola, meskipun kemungkinan terjadi perubahan struktur.
"PDI Perjuangan bukan partai baru sehingga saya yakin pasti paham tentang kerjasama dan kerja bersama, di internal tim pengusung Ahok-Djarot semua berjalan normal dan tidak pernah seheboh yang diberitakan selama ini," katanya.
Kemungkinan perubahan struktur tim, katanya, masih dibicarakan.
"Nanti kalau tim pemenangan Ahok-Djarot yang sudah final selesai disusun kami pasti infokan secara resmi kepada publik biar tidak multi tafsir dan multi interpretasi," tuturnya.
Kemarin, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan partainya sudah membentuk tim di luar dari tiga partai pendukung Ahok-Djarot. Tim ini sudah memiliki tugas masing-masing dan siap bergerak untuk memenangkan duet tersebut.
"Kami sekarang membentuk tim kampanye di internal PDI Perjuangan yang bertanggungjawab menggerakkan seluruh simpatisan, anggota dan kader termasuk kerja sama terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki PDI Perjuangan," kata Hasto di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Menteng, Minggu (25/9/2016).
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Pemeriksaan Resbobb Soal Kasus Fitnah Azizah Salsha Mendadak Dihentikan, Pengacara Ungkap Alasan Ini
-
Moreno Soeprapto Gagal Jadi Menteri? Istana Buka Suara Soal Menpora dan Menko Polkam
-
Respons Wamensesneg soal Keputusan KPU Rahasiakan Dokumen Capres-Cawapres Termasuk Ijazah
-
Kemendagri Dorong Pemulihan Pasca-Aksi Unjuk Rasa dan Aktifkan Kembali Siskamling di Kota Malang
-
Anggaran Kemendagri Tahun Depan Tembus Rp7,8 Triliun, Naik 62 Persen
-
Demi Upah Rp200 Ribu, Dua Pria Nekat Simpan 53 Kg Ganja Aceh di Kontrakan Jakarta Timur
-
KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
-
Hasil Laboratorium Keluar, Anak Gajah Tari di Balai Tesso Nilo Mati Akibat Virus Mematikan
-
Tepis Isu Jadi Calon Kuat Kapolri, Komjen Suyudi Ario Seto Justru Minta Dukungan
-
DPR Dibuat Pusing: Komisi II Tanya Menteri ATR, Jawabannya 'Itu Tugas KKP'