Suara.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur menyita sejumlah barang bukti milik pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Probolinggo (pimpinan Taat Pribadi) asal Makassar. Polisi menyita mata uang Euro, Korea, dan Vietnam.
"Kami sudah mengirimkan petugas ke Makassar dan barang bukti yang ada di sana pun akhirnya dibawa semuanya ke Surabaya," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono di Surabaya, Jumat (7/10/2016) malam.
Dari pengikut Dimas Kanjeng di Makassar itu, penyidik Ditreskrimum Polda Jatim menyita 57 jenis barang bukti, di antaranya 260 lempengan diduga emas, empat lembar uang million bili (pecahan 1.000.000), dan tujuh lembar uang one million Euro (pecahan 1.000.000).
Selain itu, 62 amplop lembaran uang beserta sertifikat (pecahan 1.000.000), album uang China, sembilan bundel uang monghin dong (pecahan 100), 42 bundel uang Korea Utara (pecahan 5.000), 159 bundel uang Vietnam Nam Tram Dong (pecahan 500), tiga bundel uang Korea Selatan (pecahan 1.000), dan sebagainya.
Selain uang asing, penyidik Polda Jatim juga menyita sembilan jubah warna hitam, keris Majapahit, patung Nyi Roro Kidul, keris sunan, keris wali, keris imam, selendang emas (kekuningan), dan sebagainya.
"Ini barang bukti yang pelapornya dari Makassar. Semuanya didapat dari Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo. Nantinya, kita akan bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mengecek," katanya.
Dengan laporan dari pengikut Dimas Kanjeng dari Makassar itu, maka laporan penipuan yang diterima Polda Jatim menjadi empat laporan yakni Makassar, Jember, Bondowoso, dan Surabaya.
Selain pemeriksaan kasus penipuan, tersangka Taat Pribadi yang akan diperiksa secara psikologi itu telah menjalani serangkaian pemeriksaan dalam kasus pembunuhan yang menimpa dua pengikutnya yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayah.
Sementara itu, pakar psikologi sosial dan kepribadian dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr MG Bagus Ani Putra menilai apa yang dialami Dimas Kanjeng merupakan fenomena dari "information power" dan kredibilitas internal. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Demi Kaya Raya, Beli Kantong Duit dan Minyak Jin Dimas Kanjeng
-
Harta Mewah Dimas Kanjeng Mulai Diamankan, Seperti Ini Bentuknya
-
Akhirnya, Satu Buronan Kasus Dimas Kanjeng Menyerah
-
Pengikut Taat Pribadi Sampai 3.700 Orang, Siapa Saja Mereka?
-
Pengikut Dimas Kanjeng Ngaku Lihat Peti Emas Turun dari Langit
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Menteri PPPA Soroti Kasus Gus Elham: Sentuhannya ke Anak Perempuan Bukan Bentuk Kasih Sayang
-
Usai BPKAD, Giliran Dinas Pendidikan Riau Digeledah KPK, Dokumen Apa yang Dicari?
-
Singgung Angka Sakti Presiden, Roy Suryo Minta Prabowo Selamatkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
-
Warga Sudah Resah dan Gelisah, PKS Minta Pramono Tak Gegabah Normalisasi Kali Krukut
-
Insentif Dapur Makan Bergizi Gratis Rp6 Juta per Hari Bukan Anggaran Baru, Ini Penjelasan BGN
-
Selain Nama Baik, Apa Saja yang Dipulihkan Prabowo Lewat Rehabilitasi Dua Guru di Luwu Utara?
-
DPR Apresiasi Rehabilitasi Guru Luwu Utara, Minta Pemerintah Ganti Biaya Hukum
-
ARAH Laporkan Ribka Tjiptaning ke Bareskrim Terkait Soeharto, Golkar: Monggo Saja
-
Gubernur Ahmad Luthfi Apresiasi TNI Atas Kontribusinya dalam Menjaga Ketahanan Pangan
-
Sutriah Bersyukur Jadi Peserta JKN: Manfaatnya Besar Sekali