Sejarawan Anhar Gonggong menyatakan kemerdekaan Indonesia masih “cacat” karena kaitan demokrasi dan kesejahretaannya belum terhubung dengan benar. Menurutnya, demokrasi sering disalahartikan dan disalahgunakan.
“Demokrasi masih kerap disalahartikan, ada yang menganggap bahwa berdemokrasi berarti kita bebas memaki orang, bebas melakukan aksi unjuk rasa dengan membakar ban di jalan. Saya beritahu, itu bukan demokrasi. Itu adalah anarkisme,” tegasnya saat menjadi pembicara di acara Diklatnas HIPMI Angkatan IV di Gedung Panca Gatra Lemhamnas RI, Rabu (12/10/2016).
Lebih lanjut Anhar juga menilai nilai- nilai kebangsaan sudah semakin menurun akibat faktor globalisasi, masuknya budaya asing, dan kisruh politik.
“Ada persoalan kebangsaan yang harus kita perhatikan dan diskusikan untuk mengingatkan kembali bagaimana proses kita menjadi bangsa. Ia juga menyebutkan ada dua hal yang harus dibenahi agar krisis kebangsaan tidak berlangsung lama, yaitu birokrasi dan partai politik. Birokrasi di Indonesia sudah sangat buruk. Karena itu, rekrutmen dalam pemerintahan harus diubah,” tuturnya.
Menurut dia, ada dua hal yang harus dibenahi agar krisis kebangsaan tidak berlangsung lama, yaitu birokrasi dan partai politik. Menurut dia, birokrasi Indonesia sangat buruk. Karenanya rekrutmen dalam pemerintahan harus diubah. Begitu pula dalam proses pencarian pemimpin. Saat ini kecenderungan masyarakat lebih terfokus dalam melihat sosok atau pribadi sang pemimpin ketimbang melihat kinerjanya. “Pemimpin yang baik adalah orang yang bersedia dan mampu melampaui dirinya. Tapi yang banyak di Indonesia bukanlah pemimpin melainkan birokrat. Karena kalau pemimpin tidak akan melakukan korupsi, tidak akan mempan disuap,” tegasnya.
Anhar juga mengatakan, bahwa Indonesia mengalami berbagai proses dalam membangsa dan terdapat perubahan- perubahan nilai sejak zaman kerajaan, zaman penjajahan Belanda,hingga saat ini. Namun, Anhar menyayangkan meski Indonesia sudah merdeka dari penjajahan namun ia melihat kekayaan Indonesia yang melimpah tidak hentinya diincar oleh bangsa asing, perusahaan- perusahaan di dalam negeri juga banyak yang dikuasai oleh asing.
“Menjadi kewajiban bagi para pengusaha- pengusaha muda untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam Indonesia agar tidak dikuasai asing,” pungkas sejarawan UI ini.
Ketua Diklatnas HIPMI, Heru Cokro menyatakan kini yang menjadi pahlawan dalam menjaga kedaulatan bangsa adalah pengusaha.
“Prinsipnya zaman sudah berubah. Pahlawan kini sudah tidak pegang senjata lagi. Tapi lebih kepada pengusaha yang memperjuangkan Indonesia kuat di bidang ekonomi dan turut menjaga kedaulatan rakyat,” tutup Heru.
Berita Terkait
-
Ernest Prakasa Dibuat Bingung, Program Pemerintah untuk Kesejahteraan Guru Masih Nihil
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Jusuf Kalla: Memang Perlu Ada Perubahan, Kesejahteraan hingga Keadilan
-
Menkeu Purbaya: 10 Bulan Pemerintah Prabowo Kesejahteraan Rakyat Naik, Kemiskinan Turun Drastis
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
Sebut Nadiem Makarim 'Miskin' Pendidikan, Anhar Gonggong: Orang Kaya Akhirnya jadi Garong!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Apakah Boleh Erick Thohir Jadi Ketum PSSI dan Menpora Sekaligus? Ini Aturannya
-
Tangis Pecah di Sertijab KSP: M. Qodari Gantikan AM Putranto, Agenda Perumahan Jadi Prioritas
-
Misteri Orang Hilang Pasca-Demo Rusuh, Eko Ditemukan Jadi Nelayan di Kalteng
-
Demo Ojol di DPR Sepi Imbas Ada Pecah Sikap soal Pemotongan Komisi
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Wali Kota Prabumulih Viral usai Mutasi Kepsek, KPK Turun Tangan Periksa Harta Rp17 Miliar!
-
Dirjen Bina Pemdes Monitoring Siskamling di Bali: Apresiasi Sinergi Pecalang, Linmas, dan Pemdes