Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku, sejak menjabat sebagai Menteri KKP dalam pemerintahan Jokowi-JK sering mendapatkan berbagai tekanan saat mengeluarkan sebuah kebijakan.
Terutama kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan memberantas Illegal Fishing. Susi mengatakan, tekanan tersebut berasal dari dunia usaha.
"Kebanyakan pengusaha. Karena mereka terkena dampaknya secara langsung. Pengusaha dalam negeri yang dulunya agen kapal asing, ini tidak mudah. Karena mereka meng-approach semua pintu, minta untuk bisa melakukan hal yang sama yakni unregulated unreporting fishing," kata Susi dalam diskusi Tantangan Reformasi Kelautan dan Perikanan di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016).
Bahkan, dia mengaku, para pengusaha ini mendekati beberapa pintu hingga di internal pemerintahan agar kebijakan yang dikeluarkan oleh Susi terkait Illegal Fishing dibatalkan.
Susi menjelaskan, pendekatan para pengusaha ini dengan memberikan beberapa data yang tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan dan merugikan masyarakat atau nelayan.
"Mereka memutar balikkan fakta. Hal ini membuat ketegasan pemerintah menjadi terganggu. Ini kan (IUU Fishing) untuk mensejahterakan masyarakat terutama nelayan," katanya.
Ia pun membukktikan, dengan adanya kebijakan pemberantasan Illegal Fishing, hasil tangkapan ikan nelayan mengalami peningkatan.
"Kalau kita lihat tangkapan tambahan 2 tahun ini, dari 4,5 juta ton naik 6,5 juta ton trus naik 7,3 juta ton. Jadi kuota impor yang biasanya dipakai 40-60 persen sekarang mereka tidak pakai begitu banyak lagi," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Malam Tahun Baru 2026 Jalur Puncak Berlaku Car Free Night, Cek Jadwal Penyekatannya di Sini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!