Suara.com - Analis Terorisme Ridlwan Habib menilai penyerangan brutal terhadap Pos polisi di Cikokol, Kota Tangerang patut dikecam.
Tiga polisi luka parah akibat tusukan Sultan, tersangka yang akhirnya tewas kehabisan darah. Polisi saat ini sedang sibuk mencari motif pelaku.
"Sangat disayangkan, pelaku tewas karena kehabisan darah. Ini membuat penyidikan jadi buntu, gelap" ujar Ridlwan Habib, Senin (24/10/2016).
Sebelumnya juga beredar video di youtube yang menunjukkan pelaku diinterogasi polisi dalam keadaan luka parah. Ridlwa menyangkan Sultan tak buru-buru ditolong oleh medis.
Padahal, jika Sultan bisa dipertahankan nyawanya, dia bisa dibawa ke pengadilan secara terbuka. Sehingga bisa diketahui motifnya.
“Kalau tersangka tewas, gelap lagi, " katanya.
Memang dari keterangan keluarga, pelaku pernah belajar di Ponpes binaan Fauzan Al Anshari di Ciamis. "Ustad Fauzan sudah meninggal karena sakit. Namun pesantrennya masih. Itu yang difilmkan dengan judul Jihad Selfie, " kata Ridlwan.
Alumni S2 Intelijen UI itu melanjutkan, serangan tunggal seperti yang dilakukan Sultan sangat susah diprediksi. "Tidak bisa diukur secara pasti kapan, dan siapa yang menjadi sasaran, " katanya.
Ini berbeda di era Al Qaeda yang setiap kali akan menyerang melakukan rapat dan koordinasi yang rapi. Misalnya serangan bom Bali maupun serangan bom Ritz Carlton 2009.
"Ini membuktikan jejaring Isis lebih susah ditembus oleh intelijen. Susah disusupi karena ideologinya cair melalui internet, " katanya.
Ridlwan menjelaskan, siapa saja yang bersimpati dengan Isis bisa mencari bahan dan manual serangan dengan internet. " Bisa didownload, lalu dipelajari sendiri, " katanya.
Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu juga menjelaskan ketika basis Isis di Suriah dan Mosul jatuh, praktis akan ada ribuan anggota Isis yang mudik ke negara asal.
"Mereka sekarang sedang merancang strategi baru yang disebut dengan Digital Khilafah. Mengelola khilafah tanpa basis teritorial, " katanya.
Ini merupakan ancaman nyata yang sangat berbahaya.
"Ada serangan di Solo, lalu Medan, sekarang Tangerang. Polanya sama, individual, senjata seadanya dan tidak butuh perencanaan yang rumit. BIN harus waspadai ini, " katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka