Suara.com - Calon petahana wakil gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat belum mengetahui informasi beredarnya foto-foto Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di daerah kekuasaan ISIS, Suriah.
"Saya tidak tahu informasi seperti itu, dan tidak lihat. Sekarang kan foto kita bisa ditempel dimana-mana, di sosial media kita, bisa dimana-mana," ujar Djarot di Jalan Rahayu, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (2/11/2016).
Djarot mendukung kepolisian untuk mengawasi konten-konten bernuansa SARA di media sosial selama masa kampanye.
"Makanya saya setuju dan dukung, kalau sosial media itu juga perlu diawasi oleh kepolisian. Perlu ada cyber crime untuk mengawasi," kata dia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengakui foto Ahok ditemukan di Suriah. Polisi mengetahuinya dari intelijen.
"Kami juga monitor itu terkait medsos. Itu laporan intelijen berarti kita lebih waspada," kata Awi di silang Monas, Jakarta.
Awi mengatakan polisi akan mengetatkan operasi cyber untuk memantau konten di media sosial selama kampanye. Polisi akan menindak pelaku yang menyebarkan konten-konten SARA.
"Tapi kan (foto Ahok ) di Suriah, Iya (tetap) kami monitor," katanya.
Sebelumnya, pengamat terorisme Nasir Abbas meminta aparat polisi tetap waspada rencana aksi demo besar-besaran yang dilakukan sejumlah ormas Islam. Sebab, menurut mantan pemimpin teroris Asia Tenggara ini aksi tersebut bisa dimanfaatkan teroris jihad untuk melakukan serangan teror.
"Segala kemungkinan harus dipertimbangkan. Kita harus waspada akan ada niat jahat dan mencari kesempatan. Kalau bicara kemungkinan, bisa saja itu terjadi," kata Nasir dalam diskusi di Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2016).
Mantan anggota Jamaah Islamiyah menambahkan indikasi menyusupnya teroris dalam rencana aksi tersebut dapat dilihat dari hubungan tokoh di Suriah dengan tokoh di Indonesia saat ini. Nasir mengatakan saat ini foto Ahok ditemukan beredar di Suriah.
"Itu karena ada orang Indonesia di sana yang berkomunikasi dengan orang di sini. Atau orang Indonesia di sana yang memonitor perkembangan apapun berita yang ada di Indonesia sehingga mereka ikut menyebarkan teror dengan cara itu," katanya.
Menurut Nasir momen menghangatnya situasi jelang pilkada Jakarta bisa saja dipakai teroris untuk menunjukkan eksistensi mereka.
"Satu, saya bisa menyatakan kalau ini untuk menunjukkan eksistensi mereka bahwa mereka eksis bersama umat Islam untuk menghadapi Ahok sebagai musuh. Karena mereka meyakini pemimpin bukan Islam itu sebagai musuh. Dari pihak Suriah bahwa ada harapan mereka bersama menentang pemimpin yang beragama bukan Islam. Itu yang mereka harapkan." kata Nasir.
Nasir membaca momen pilkada Jakarta bisa digunakan untuk merekrut pengikut baru bagi kelompok teroris.
"Bagi mereka, tadi saya bilang. Mereka hanya menggalang simpati (dari Suriah). Ini secara tidak langsung ada perekrutan bahwa orang-orang jadi terkontaminasi dengan paham pengkafiran dan permusuhan. Itu persepsi mereka untuk benci," katanya.
Namun, saat ditanya siapa dalang di balik aksi anti Ahok, Nasir tidak menjawab.
"Kalau itu, saya no comment," kata Nasir.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Bareskrim Periksa YouTuber Resbobb dan Bigmo Terkait Kasus Fitnah Azizah Salsha
-
Namanya Meroket di Bursa Calon Kapolri, Komjen Suyudi Ario Seto Akhirnya Buka Suara: Tidak Benar!
-
Geger Cesium-137! KLH Segel Pabrik di Serang yang Diduga Cemari Udang Ekspor, Sanksi Pidana Menanti
-
Cegah Penjarahan Terulang, Komisi XIII Dorong Kemenkum Perbanyak Program Sadar Hukum untuk Rakyat
-
Tiga Mahasiswa Hilang saat Demo Agustus, Polda Metro: Belum Ada Laporan, Posko Dibuka 24 Jam
-
'Gudang' Dollar Palsu di Apartemen Kalibata Digerebek! Ratusan Lembar Ditemukan Dalam Koper
-
Prabowo Kumpulkan Seluruh Menteri Ekonomi, Cuma Bahas Pangan atau Ada Agenda Mendesak Lain?
-
Spion Mobil Driver Online Hancur di Tangan Pengemudi Fortuner Arogan Plat Merah Bintang
-
Gubernur Pramono Soroti 1.195 Kebakaran di Jakarta Sepanjang 2025, Puji Peran Warga
-
Kapolri Baru Bukan Orang 'Dekat' Jokowi, Mengapa Ini Jadi Pertaruhan Citra Presiden Prabowo?