Suara.com - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengatakan, Aksi Bela Islam II pada Jumat (4/11/2016) harus disikapi secara arif dan bijaksana oleh semua kalangan, termasuk pimpinan partai politik agar situasi tidak berkembang menjadi lebih buruk.
"Kita perlu memberi respon dengan arif dan bijaksana dan respon ini perlu diberikan oleh semua kalangan, khususnya oleh pimpinan partai politik dan lebih khusus lagi pemerintah Republik Indonesia agar situasi ini tidak berkembang lebih buruk lagi, yang pada akhirnya bisa jadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa, kedaulatan rakyat dan proses pembangunan Indonesia," kata Ical di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Dia juga menghimbau kepada seluruh pihak agar menahan diri dan tidak melebarkan masalah dengan menyampaikan tuduhan atau kecurigaan kepada pihak lain.
"Kita diharapkan tidak menyampaikan sikap curiga kepada orang atau kelompok lainnya tanpa satu dasar yang memadai," kata dia.
Selain itu, dirinya juga menghimbau kepada seluruh jajaran di Partai Golkar, khususnya kepada seluruh pengurus serta fraksi Partai Golkar di DPR maupun di lembaga perwakilan di semua tingkat daerah, agar segera memperkuat barisan dan secara aktif menjadi pengawal terdepan persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga perdamaian dan menjadi sumber penyejuk dari suasana politik.
Kemudian, sambung Ical, khususnya DPP Golkar untuk memberikan imbauan agar menjunjung tinggi Pancasila sebagai falsafah negara, UUD RI 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta prinsip mulia Bhineka Tungal Ika.
"Perbedaan dalam sikap beragama adalah rahmat bagi kita semua. Mari kita perkuat persamaan dan bukan mempertajam perbedaan yang dapat memecah bangsa bangsa ini, yang kita cintai," kata dia.
Dirinya beranggapan, aksi besar pada 4 November lalu adalah ekspresi sah dari berbagai elemen umat islam, dalam menyampaikan sikap yang ada di hati mereka. Dia pun bersyukur aksi ini bisa berjalan dengan damai.
Dia pun menyebut demonstrasi ini merupakan aksi yang sangat besar. Ical beranggapan, demonstrasi ini lebih besar daripada aksi demonstrasi pada 1998.
"Pada tanggal 4 yang lalu terjadi sebuah demonstrasi atau unjuk rasa yang sangat besar, yang dalam jumlah barang kali lebih besar daripada satu penyampaian pendapat yang dilakukan pada tahun 1998," kata Ical.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"