Suara.com - Peneliti Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani menduga banyak faktor yang membuat Presiden Joko Widodo tidak bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di panasnya konstelasi politik, terutama setelah demonstrasi 4 November. Antara lain faktor sejarah politik partai.
"Kalau dari sejarah Demokrat, SBY dan Megawati (Ketua Umum PDI Perjuangan), dari dulu kan tidak pernah bisa ketemu. Secara politik beda. Pasti Jokowi jaga soal itu. Makanya yang ketemu SBY itu cuma Pak Jusuf Kalla (jelang 4 November), itu pun SBY yang datang ke Istana (Wapres)," kata Sri kepada Suara.com, Minggu (27/11/2016).
PDI Perjuangan merupakan partai yang membesarkan Jokowi di kancah perpolitikan nasional.
Kemudian dari pilihan politik Partai Demokrat. Sri mengatakan Demokrat memposisikan diri sebagai penyeimbang.
"Di sisi lain, bisa jadi Demokrat ini kan secara koalisi juga ada dimana? Mereka kan sejak awal tidak ke kiri dan tidak ke kanan. Tidak dukung Prabowo (Gerindra) dan Jokowi sehingga buat Jokowi pas dia bernego dengan Prabowo. Prabowo kan pemimpin gerbong oposisi," kata Sri.
Kemudian Jokowi berkomunikasi dengan PAN dan PPP karena mereka merupakan organisasi yang basis massanya riil.
"Harus dirawat. karena satu, mereka punya basis Islam, apalagi sekarang kan isunya penistaan agama (yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama). PPP, PAN juga kan baru gabung koalisi dengan Jokowi sehingga perlu komunikasi dengan dua partai ini. Saya pikir ini taktis saja," kata dia.
Sementara dengan Yudhoyono, untuk sekarang ini belum ada satu kepentingan yang dapat menyatukan.
"Kalau dengan SBY, apa yang harus disampaikan. Mungkin juga perimbangan dari Mega, Jokowi mungkin jaga itu. Artinya dengan ketemu Gerindra, PAN, PPP, itu yang lebih clear. Itu kan kekuatan yang lebih nyata daripada Demokrat, kan tidak riil," kata dia.
Kendati demikian, menurut Sri, bukan berarti Jokowi dan Yudhoyono tidak bisa bertemu.
"Bisa saja. Kalau ada benefitnya. Ada kondisi yang memaksa, lalu kepentingan bisa diraih keduanya. Kalau sekarang belum kelihatan. Buat Jokowi belum ada sebagai Presiden. Bagi SBY mungkin ada," kata dia.
Berita Terkait
-
Gibran Sambangi SBY di Cikeas, AHY: Sampaikan Selamat Ulang Tahun ke-76
-
Syukuran HUT ke-24 Partai, Demokrat DKI Kenang Era SBY: Kekuasaan Bukan Pentas Akrobat!
-
CEK FAKTA: Rekaman Suara SBY Marahi Kapolri, Benarkah Asli?
-
Ucapkan Selamat Pada Jokowi, Jenderal Gatot: Karena Sudah Merusak Negeri Ini
-
Kode Halus SBY untuk Prabowo di Pameran Seni: Rangkul Seniman Demi Redam Amarah Massa?
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Suyudi-Dedi Prasetyo Calon Kuat, Seabrek 'Dosa' Era Kapolri Listyo Mesti Ditanggung Penerusnya!
-
Tiga Mahasiswa Dinyatakan Hilang, Polda Metro Jaya Buka Posko Pengaduan
-
Isu Listyo Sigit Diganti, ISESS Warning Keras: Jangan Pilih Kapolri dengan Masa Jabatan Panjang
-
'Ganti Kapolri' Trending, Data INDEF Ungkap Badai Kemarahan Publik di X dan TikTok, Ini Datanya
-
Marak Pencurian Kabel Traffic Light di Jakarta, Pramono Ogah Penjarakan Pelaku: Humanisme Penting!
-
Gigit Jari! Bansos Disetop Imbas Ribuan Warga Serang Banten 'Dibudaki' Judol, Termasuk Belasan ASN
-
Cegah Siswa Keracunan, BGN Ajari Penjamah di Mimika soal MBG: Diiming-imingi Sertifikat Hygiene!
-
Isu Pergantian Kapolri, Pengamat Sebut Rekam Jejak Hingga Sensitivitas Sosial Jadi Parameter
-
Pengamat Sebut Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Punya Tantangan untuk Reformasi Polri
-
Duit 'Panas' Korupsi Haji, A'wan PBNU Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka: Jangan Bikin Resah NU!