Suara.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan ideologi merupakan faktor utama yang membuat seseorang mengikuti kelompok teroris.
"Kita tahu ideologi faktor yang paling penting. Kalau faktor ekonomi itu adalah faktor pendukung, bagi saya. Tapi kalau untuk kelompok ini, faktor utamanya ideologi," ujar Tito di Jakarta, hari ini.
Tito menyontohkan banyak orang yang secara ekonomi sudah mapan, tetapi tetap ikut jaringan teroris. Artinya, faktor ideologi merupakan faktor utama.
"Ini banyak orang kaya yang ikut jaringan mereka, banyak yang jadi dokter, Osama Bin Laden itu orang kaya, doktor Azhari itu adalah seorang doktor yang cukup uangnya. Jadi bukan faktor ekonomi tapi faktor ideologi dan politik," kata dia.
Terhadap fenomena itu, Tito mengatakan aparat keamanan tidak tinggal diam. Aparat bekerja keras untuk meminimalisirnya, antara lain dengan cara memetakan jaringan kelompok teroris hingga melakukan kontra ideologi.
"Jadi bagaimana melakukan perlawanan terhadap ideologi radikal ini supaya tidak berkembang, dengan memanfaatkan para ulama yang moderat, yang intelektual, itu bisa.Tapi akan lebih diterima yaitu mereka para insider, kalangan internal mereka sendiri. Saya bicara dengan seorang profesor suatu universitas berbicara dengan kelompok Ali Imron, tentu orang akan lebih senang bicara dengan Ali. Karena dia adalah insider. Nah, ini yang kemudian kita buat tandingan ideologi, " kata Tito.
Tito mengatakan ideologi hanya bisa dilawan dengan ideologi. Yaitu menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila dan pilar-pilar negara Indonesia. Kedua, memberikan penjelasan bahwa ideologi demokrasi memiliki arti dapat menjamin kesejahteraan rakyat. Ketiga, ideologi Islam sinkretis.
"Ideologi hanya bisa kalah dengan ideologi. Yang bisa mengalahkan mereka Pancasila dan empat pilar. Kedua, adalah ideologi demokrasi, bahwa itu betul-betul bisa menjamin. Ketiga Islam sinkretis, Islam Nusantara (NU), atau Islam modern (Muhammadiyah), " kata Tito.
"Ini yang harus kita dukung supaya ideology bisa intens hadapi ideology radikal. Kita tangkapi ribuan orang tidak cukup. Karena ideologinya tidak dipatahkan," Tito menambahkan.
Berita Terkait
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Cara BNPT Perkuat Perlindungan Khusus Anak Korban Terorisme
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Ragunan Buka Lebih Pagi Selama Nataru, Tiket Cuma Rp4 Ribu dan Ada Atraksi Spesial
-
Kaleidoskop 2025: Jejak Tiga Kali Reshuffle Kabinet di Pemerintahan Prabowo
-
Pengamat Soroti Peran Sentral Mendagri Dalam Percepatan Penanganan Bencana Sumatra
-
Antrean Mengular, Polisi Siapkan Buka-Tutup Rest Area KM 57 Tol Jakarta - Cikampek
-
Gus Yahya Bertemu Rais Aam PBNU di Lirboyo Hari Ini, Ada Upaya Islah?
-
Antisipasi Lonjakan Wisatawan, Ragunan Siaga Pohon Tumbang demi Keamanan Pengunjung
-
Pemilik Akun Doktif Jadi Tersangka Dugaan Pencemaran Nama Baik, Tapi Tidak Ditahan
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Ragunan Buka Lebih Awal dan Siap Layani Lonjakan Pengunjung
-
Pesan Natal PDIP: Dari Solidaritas Sosial hingga Komitmen Merawat Pertiwi
-
Bukan Pemerintah, Bantuan Gereja untuk Bencana Sumatra Disalurkan Lewat KWI dan Keuskupan