Sri Bintang Pamungkas [suara.com/Dian Rosmala]
Kemarin, pengacara Sri Bintang Pamungkas, Razman Arif Nasution, menceritakan tempat penahanan Sri Bintang di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya yang jadi satu dengan tahanan kasus narkoba.
Ketika ditemui wartawan, siang tadi, Direktur Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Barnabas mengakuinya. Kemudian Barnabas menceritakan alasan kenapa tersangka kasus dugaan merencanakan makar itu ditempatkan di sana.
"Iya betul (digabung dengan tahanan kasus narkoba). Tahanan nggak boleh sendiri-sendiri. Berdua dengan tahanan lain," kata Barnabas.
Barnabas menambahkan kapasitas ruang tahanan kasus narkoba lebih banyak dibandingkan kasus yang lain.
"Gini, rutan narkoba itu rutan paling gede di polda, kan itu empat lantai. Kita taruh di tempat yang paling bagus yang layak," kata dia.
Barnabas mengatakan hal itu tidak jadi soal. Kondisi kesehatan Sri Bintang saat ini juga baik-baik saja.
"Baik. Kondisi sehat nggak ada masalah," katanya.
Barnabas mengungkapkan keluarga dan rekan-rekan Sri Bintang sudah membesuk di tahanan. Polisi tetap menerapkan peraturan jadwal besuk, yakni setiap Senin sampai Kamis.
"Sudah (dibesuk) sama keluarga dan rekan-rekannya," kata dia
Sri Bintang merupakan salah satu dari 12 tokoh yang diciduk polisi. Dia ditangkap menjelang aksi damai Jumat (2/12/2016). Kemudian satu tersangka lagi, Hata Taliwang, ditangkap dini hari tadi.
Sri Bintang dikenakan Pasal 107 Juncto Pasal 110 Juncto Pasal 87 KUHP tentang Perbuatan Makar dan Pemufakatan Jahat untuk Melakukan Makar.
Dari 12 tokoh itu, polisi baru menahan Sri Bintang dan dua tersangka lainnya yakni Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal dan Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran yang dijerat Pasal 107 Juncto Pasal 110 Juncto Pasal 87 KUHP tentang Perbuatan Makar dan Pemufakatan Jahat untuk Melakukan Makar dan Pasal 28 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ketika ditemui wartawan, siang tadi, Direktur Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Barnabas mengakuinya. Kemudian Barnabas menceritakan alasan kenapa tersangka kasus dugaan merencanakan makar itu ditempatkan di sana.
"Iya betul (digabung dengan tahanan kasus narkoba). Tahanan nggak boleh sendiri-sendiri. Berdua dengan tahanan lain," kata Barnabas.
Barnabas menambahkan kapasitas ruang tahanan kasus narkoba lebih banyak dibandingkan kasus yang lain.
"Gini, rutan narkoba itu rutan paling gede di polda, kan itu empat lantai. Kita taruh di tempat yang paling bagus yang layak," kata dia.
Barnabas mengatakan hal itu tidak jadi soal. Kondisi kesehatan Sri Bintang saat ini juga baik-baik saja.
"Baik. Kondisi sehat nggak ada masalah," katanya.
Barnabas mengungkapkan keluarga dan rekan-rekan Sri Bintang sudah membesuk di tahanan. Polisi tetap menerapkan peraturan jadwal besuk, yakni setiap Senin sampai Kamis.
"Sudah (dibesuk) sama keluarga dan rekan-rekannya," kata dia
Sri Bintang merupakan salah satu dari 12 tokoh yang diciduk polisi. Dia ditangkap menjelang aksi damai Jumat (2/12/2016). Kemudian satu tersangka lagi, Hata Taliwang, ditangkap dini hari tadi.
Sri Bintang dikenakan Pasal 107 Juncto Pasal 110 Juncto Pasal 87 KUHP tentang Perbuatan Makar dan Pemufakatan Jahat untuk Melakukan Makar.
Dari 12 tokoh itu, polisi baru menahan Sri Bintang dan dua tersangka lainnya yakni Ketua Komando Barisan Rakyat Rizal Izal dan Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta Utara Jamran yang dijerat Pasal 107 Juncto Pasal 110 Juncto Pasal 87 KUHP tentang Perbuatan Makar dan Pemufakatan Jahat untuk Melakukan Makar dan Pasal 28 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Komentar
Berita Terkait
-
Polemik Pasal Penghinaan Presiden KUHP, Jokowi Saja Pertanyakan Urgensinya
-
Peringatan Hari Migran Internasional, Partai Buruh Singgung Pasal Penghinaan Presiden Dalam UU KUHP
-
Bukan Buat Lindungi Jokowi? Mahfud MD Ungkap Siapa yang Untung Lewat KUHP Pasal Penghinaan Presiden
-
'Gundulmu!' Kaesang Ngegas saat Memenya Tentang Jokowi Diadukan Warganet
-
Usulan ICJR ke DPR: Ancaman Penjara Pasal Penghinaan Presiden di RKUHP Diganti Kerja Sosial
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sebut Usulan Gelar Pahlawan Absurd, Koalisi Sipil: Soeharto Simbol Kebengisan Rezim Orba
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe