News / Metropolitan
Jum'at, 16 Desember 2016 | 09:01 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pegang nomor urut di pilkada Jakarta [suara.com/Nikolaus Tolen]

Suara.com - Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menilai pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat lemah dalam menyampaikan verifikasi data pada debat yang diadakan di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.

"Saat debat, kita bisa melihat banyak data diadu. Namun, beberapa data menjadi sumir terutama soal verifikasi dan sumber data karena tidak disebutkan oleh kedua pasangan calon," kata Gun Gun, dikutip dari Antara, Jumat (16/12/2016).

Gun Gun menyebutkan salah satu contoh ketika Anies mengkritik Ahok dengan menyebutkan data  kemiskinan dan anak putus sekolah. Ketika Ahok dan Djarot mempertanyakan keabsahan data itu, Anies tidak menjawabnya secara eksplisit.

Begitu pula ketika Ahok dan Djarot menyampaikan argumentasi dengan menyebutkan data, mereka juga tidak menyebutkan dari mana sumbernya.

Padahal, Gun Gun menilai debat akan lebih menarik bila saat membuka data kandidat bisa menyebutkan sumbernya. Adu data akan lebih menarik, karena memang perbedaan sumber atau basis data akan memberikan hasil berbeda.

"Sebenarnya saat membuka data, disebutkan datanya apakah dari BPS atau mungkin Bank Dunia. Ini perlu menjadi catatan bagi kandidat, mungkin untuk debat berikutnya," kata Gun Gun.

Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Ahok-Djarot menghadiri debat yang disiarkan langsung Kompas TV. Sementara Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni tidak menghadirinya dengan alasan tengah berhalangan.

Load More