Suara.com - Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Dwiyono menyampaikan terimakasih kepada ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia yang demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.
"Terimakasih adik-adik mahasiswa sudah melakukan aksi damai yang telah dilakukan hari ini. Kalian orang terpelajar penerus bangsa," ujar Dwiyono melalui alat pengeras suara, usai para mahasiswa salat Isya.
Usai mendengarkan imbauan kapolres, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Bagus Tito Wibisono pun meminta rekan-rekannya untuk membubarkan diri.
"Dengan berat hati kami akan meninggalkan tempat ini, tunggu waktunya kapan, mungkin dalam waktu tiga bulan. Hati nurani saya menyerukan bahwa kita harus masuk ke Istana, tapi polisi hanya kasih kita sampai 100 meter dari Istana. Kita akan datangkan massa yang lebih banyak. Atas nama seluruh rakyat Indonesia, kita geruduk gedung MPR, DPR untuk mendesak mereka melakukan sidang istimewa," kata Bagus.
Bagus mengaku kecewa berat karena merasa dibohongi oleh janji-janji pemerintah.
"Kita kecewa berat. Kita dibohongi lagi oleh pemerintah. Aksi kita bukan hanya kali ini. Tapi ratusan kali. Tapi mereka hanya kasih kita janji-janji yang sama," tuturnya.
Bagus mengatakan BEM Seluruh Indonesia akan mengadakan musyawarah nasional di Universitas Mulawarman dalam waktu dekat.
"Insya Allah tanggal 23 sampai 29 Januari. Kita tidak akan lama yang akan membahas bagaimana metode bagi kita untuk menyampaikan aspirasi di era seperti ini," kata dia.
Dia menegaskan masih akan terus aksi untuk membela rakyat Indonesia dan mencontoh aksi damai 2 Desember 2016.
"Nafas kita masih panjang.Jika memang harus kita tumpahkan darah kita, kita siap," kata dia.
Menurut pengamatan Suara.com, satu persatu mereka membubarkan diri. Mereka berjalan kaki ke arah Jalan M. H. Thamrin, sebagian lagi ke arah Lapangan Silang Monas.
Setelah konsentrasi massa bubar, arus lalu lintas langsung dibuka.
Presiden Joko Widodo tidak melarang demonstrasi yang dilakukan mahasiswa. Unjuk rasa yang menolak kebijakan pemerintahan yang menaikkan harga bahan bakar minyak ini merupakan hak menyatakan pendapat yang dilindungi undang-undang.
"Presiden menghormati proses demokrasi, berunjuk rasa itu hak dan dilindungi undang-undang, silakan saja," kata juru bicara Presiden, Johan Budi SP, kepada wartawan di komplek Istana.
Namun, Johan mengingatkan mahasiswa juga harus mematuhi perundang-undangan yaitu tidak boleh mengganggu kepentingan umum dan merusak prasarana publik.
"Tapi unjuk rasa itu ada koridornya kan yang dinaungi undang-undang, misalnya sudah merusak kepentingan umum. Kalau sepanjang tidak dilakukan (mengganggu kepentingan publik) silakan saja, apalagi mahasiswa ya bagus menurut saya," ujar dia.
Berita Terkait
-
Roy Suryo Cs Berhasil Dapatkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Rocky Gerung: "Pulung" Jokowi Lenyap, Kereta Cepat Jadi Simbol Niat Jahat
-
Geger Ijazah Jokowi: ANRI Tak Simpan Salinan Primer, Gugatan di KIP Ungkap Fakta Baru Mengejutkan
-
Aksi Setahun Prabowo-Gibran Sempat Memanas, Sebelum Massa Bubarkan Diri Usai Magrib
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina