Suara.com - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengirim 20 mahasiswa untuk menjalani studi pascasarjana di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama (STAI NU) di Jakarta. Mereka akan mempelajari tentang konsep Islam Nusantara.
"Kami akan membangun komitmen dengan Pemkab Purwakarta setempat agar biaya studi pascasarjana tersebut gratis," kata Dosen STAI NU Jakarta, Kiai Ngatawi al Zastrow, disela pertemuan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Senin (23/1/2017).
Ia menyatakan, seleksi ketat akan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan personalia mahasiswa yang dapat belajar di kampusnya. Sehingga mahasiswa tersebut benar-benar memiliki basis keislaman dan kenusantaraan yang kuat.
"Tim dari kami nantinya akan melakukan seleksi terlebih dahulu," kata dia.
Seleksi itu akan dilakukan dengan mengetes seputar wawasan keislaman dan tradisi nusantara. Syarat lainnya ialah mahasiswa itu harus fasih membaca dan menerjemahkan kitab kuning serta memiliki wawasan seputar kesundaan.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta juga secara internal akan membentuk tim seleksi yang bersinergi dengan tim seleksi bentukan STAI NU Jakarta.
Penguasaan teknologi Informasi juga akan dimasukan oleh pemkab sebagai syarat utama bagi mahasiswa yang berminat terhadap beasiswa ini.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, penguasaan teknologi menjadi syarat karena itu berkaitan dengan teknik penyebaran konten di sosial media.
"Nantinya mereka (mahasiswa itu) bertugas menyebarkan materi yang telah dipelajari ke media sosial," kata dia. (Antara)
Baca Juga: Marak Aksi Intoleransi, Dunia Usaha Was-was
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu