Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menerima kunjungan Menteri Informasi Myanmar U Pe Myint. Kata dia, Myanmar bisa belajar tentang demokrasi dan pluralisme ke Indonesia.
"Myanmar dapat menggunakan Indonesia sebagai 'laboratorium' untuk belajar mengenai proses demokratisasi, rekonsiliasi dan hidup berdampingan secara damai, dalam masyarakat yang pluralis," kata Menlu Retno Marsudi saat menerima kunjungan menteri dan delegasi Myanmar di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Kunjungan delegasi Myanmar adalah untuk mempelajari demokrasi dan rekonsiliasi, serta merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk membantu penyelesaian isu di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung proses demokratisasi dan rekonsiliasi serta pembangunan inklusif di Myanmar. Indonesia ingin bekerja sama membantu Myanmar dalam mengatasi masalah di Rakhine.
"Penyelesaian masalah di Rakhine State memerlukan adanya proses pembangunan ekonomi yang inklusif, dan mensukseskan proses rekonsiliasi dengan membangun kepercayaan antara masyarakat. Tugas Pemerintah Myanmar adalah menciptakan situasi kondusif bagi terciptanya harmoni, stabilitas, dan perdamaian," ujar dia.
Lebih lanjut Menlu Retno menyampaikan berbagai langkah yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di Myanmar, khususnya di Rakhine. Dalam dua bulan terakhir, Menlu RI telah berkunjung tiga kali ke Myanmar dan ke Bangladesh satu kali untuk melakukan pertemuan dengan komunitas Budha, Islam, dan wakil dari Orgasasi PBB di Myanmar.
Untuk jangka menengah dan panjang, Menlu RI menyampaikan rencana Indonesia untuk mendukung peningkatan kapasitas di Rakhine, seperti program pendidikan guru dan perawat; peningkatan fasilitas kesehatan seperti klinik bergerak; rencana pembangunan pasar perdamaian; serta dialog antar agama dan komunitas.
"Berbagai langkah ini diharapkan dapat menciptakan kondisi kondusif dan kepercayaan antar komunitas bagi tercapainya perdamaian, stabilitas dan pembangunan inklusif," kata Menlu Retno.
Selain itu, Menlu RI juga menyampaikan rencana kerja sama antar polisi dan angkatan bersenjata kedua negara untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas.
Baca Juga: Sadis! Polisi Myanmar Selfie di depan Warga Rohingya yang Disiksa
"Dari pengalaman Indonesia angkatan bersenjata yang profesional sangat penting dalam mengawal proses demokratisasi," tutur dia.
Menteri Informasi Myanmar didampingi oleh delegasi wakil pemerintah pusat dan dearah, anggota parlemen, pemimpinan komunitas Islam dan Buddha, serta ketua kamar dagang Rakhine State.
Kunjungan delegasi Myanmar ke Indonesia berkerja sama dengan Harvard Kenedy School for Democracy dan bertujuan meningatkan kapasitas dan berbagi pengalaman terbaik untuk proses rekonsiliasi, perdamaian dan demokrasi di Myanmar.
Menteri Informasi Myanmar U Pe Myint menyampaikan bahwa dia sependapat dengan pandangan wakil dari Harvard Kenedy School for Democracy yang mengatakan bahwa Indonesia adalah "ruang kelas" yang tepat untuk Myanmar belajar mengenai demokratisasi dan rekonsiliasi.
Menteri Informasi Myanmar juga menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia atas solidaritas dan berbagai bantuan konkret yang diberikan dalam mendukung proses demokrasi, rekonsiliasi dan pembangunan di Myanmar.
Delegasi Myanmar direncanakan untuk melakukan diskusi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesia dan kunjungan ke komunitas di Ambon, Maluku untuk belajar langsung dari pengalaman mengenai resolusi konflik antar komunitas dan agama di Ambon.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Eksekusi Silfester Matutina Mandek, Kejaksaan Dinilai Tebang Pilih Jalankan Hukum
-
BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah, BNPB Ingatkan Ancaman Banjir dan Longsor
-
Dokter Tifa Doakan Orang Tua Jokowi Lapang Kubur Usai Selidiki Silsilah di Makam Keluarga
-
Geger di Makam Keluarga Jokowi: dr. Tifa Sebut Sudjiatmi Ibu Tiri, Usia Ayah Cuma Beda 19 Tahun
-
Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
-
Profil Walkot Dedy Yon: Pewaris Tahta Dedy Jaya Group, 2 Kali Cerai, Nikah Lagi Disaksikan Jokowi
-
Polisi Berpeci Hitam Kawal Aksi Bela Palestina, Pesannya Bikin Adem Ribuan Massa di Monas
-
Drama Roy Suryo Cs 'Geruduk' Makam Keluarga Jokowi: Curigai Ibu Kandung, Gibran Ucap Terima Kasih
-
Kadistamhut DKI Jakarta Sebut 3.635 Pengunjung Ramaikan Wisata Malam Perdana di Ragunan
-
Berkah Pedagang Makanan di Wisata Malam Ragunan, Omzet Mencapai Rp 4 Juta!