Suara.com - Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute, Benny Susetyo, menilai bahwa Dewan Etik Mahkamah Konstitusi (MK) tidak berjalan secara efektif. Menurut dia, MK tidak cukup hanya diawasi oleh Dewan Etik, melainkan juga harus diawasi oleh orang-orang yang secara integritas sudah dipercaya oleh publik.
"Supaya ada yang memonitoring. Karena kan hakim MK tidak ada yang mengawasi. Jadi, penting siapa yang mengawasi itu," kata Benny kepada Suara.com, Jumat (27/1/2017).
Pernyataan Benny menanggapi kasus dugaan suap yang dilakukan oleh Hakim MK Patrialis Akbar. Ia diduga menerima suap dari pengusaha impor daging Basuki Hariman senilai 20.000 dolar AS dan 200.000 dolar Singapura, atau senilai Rp2,15 miliar.
Menurut Benny, penting dibentuknya semacam Badan Pengawas Hakim MK, supaya memudahkan masyarakat saat melaporkan apabila ada sesuatu hal yang dirasa dilanggar oleh Hakim MK.
"Tokoh ini yang memanggil hakim-hakim itu untuk mencari kebenaran beritanya. Betul nggak laporannya itu? Apakah laporan itu hanya semacam fitnah, atau laporan itu betul-betul punya kredibilitas, punya bukti? Sehingga bisa dicegah praktik suap semacam ini," ujar Benny.
Lebih lanjut, Benny mengatakan bahwa semua itu tergantung kepada MK sendiri. Menurutnya, jika MK ingin dipercaya oleh publik, maka harus berbenah diri. Sebab di menilai, sejauh ini MK seperti berjalan semaunya tanpa ada yang mengawasi.
"Kalau MK mau dipercaya publik, kredibel, dia harus membenahi sistemnya. Lemahnya MK karena tidak ada sistem monitoringnya, dan tidak kedap dari mafia korupsi di dalamnya. Maka dari tubuhnya sendiri yang harus dibersihkan," tandas Benny.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan