Suara.com - Perwakilan buruh migran dari Hongkong yang tergabung dalam Lingkaran Aku Cinta Indonesia melaporkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, Senin (30/1/2017). Pangkal kasusnya, cuitan Fahri di Twitter, @fahrihamzah, yang berbunyi "anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela..." pada 24 Januari 2017.
Ketua Lingkaran Aku Cinta Indonesia Nur Halimah menilai pernyataan Fahri benar-benar melecehkan para penyumbang devisa untuk bangsa ini. Halimah tidak terima buruh migran disebut pengemis atau babu.
"Kami bukan pengemis, ada permintaan kemudian kami datang ke sana," kata Nur di MKD.
Halimah mengatakan buruh migran menyumbangkan uang yang tak sedikit buat negara.
"Jadi kita jauh dari kata-kata pengemis," ujar dia.
Wakil Ketua Lingkaran Aku Cinta Indonesia Sri Martuti mengatakan datang bersama Nur ke DPR atas amanah buruh migran di Hongkong. Mereka datang ke DPR atas biaya urunan.
Sri dan Nur tiba di Jakarta semalam. Setelah mengadu ke MKD, malam nanti, mereka akan kembali ke Hongkong.
Sri mengatakan masih ada beberapa data yang kurang ketika melapor ke MKD tadi. Kekurangan tersebut, nanti akan dilengkapi perwakilan buruh migran di Indonesia.
"Karena kita pulang ke Hongkong hari ini, maka kekurangannya akan dibereskan perwakilan kita di Indonesia," ujarnya.
Lingkaran Aku Cinta Indonesia mendesak MKD memeriksa Fahri karena diduga melanggar kode etik sebagai perwakilan rakyat. Mereka juga mendesak DPR jangan menjadikan Fahri sebagai ketua tim pengawas tenaga kerja Indonesia lagi.
Tag
Berita Terkait
-
Belum Setahun Kerja, Banyak Menteri Prabowo Dapat Tanda Kehormatan, Apa Jasanya?
-
Wamen PKP Soroti Backlog 15 Juta Unit Rumah, Singgung Properti Syariah
-
Qatar Garap Proyek 3 Juta Rumah di Indonesia, Kapan Mulai Dibangun?
-
Publik Meledak, Buntut Fahri Hamzah Usul Pajak Rumah Tapak Dinaikkan
-
Seruan Keras Syahganda Nainggolan: Copot Maruarar Sirait, Ganti dengan Fahri Hamzah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO