Suara.com - Pengacara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Humphrey Djemat membantah pernah menyatakan memiliki bukti percakapan via telepon antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin. Dia menegaskan konteks ucapannya dalam persidangan, kemarin, adalah bertanya kepada Ma'ruf.
"Saya nggak bilang ada barang bukti, tapi yang saya bilang di persidangan itu, saya menanyakan apakah ada komunikasi antara Pak SBY dengan Ma'ruf. Itu sangat jelas sekali, kan ada rekamannya di sidang itu. Kedua, kami akan menindaklanjuti untuk apa yang telah kami sampaikan ini, dan hakim bilang, baik, kami akan menunggu dari kuasa hukum. Belum bicara soal barang bukti, apa itu rekaman atau barang lain, itu nggak ada," kata Humphrey dalam konferensi pers di restoran Aroma Sedap, Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2017).
Humphrey tidak mau terlalu jauh bicara terkait bukti karena bisa memancing polemik berkepanjangan.
"Saya akan sampaikan itu di persidangan. Apa yang saya sampaikan itu, saya nggak bisa bilang sekarang, kalau saya bilang sekarang akan jadi polemik lagi. Jadi yang bisa saya nyatakan, saya sampaikan di persidangan. Bukti itu kan bukan hanya rekaman, tapi bisa hasil kesaksian juga," katanya.
Humphrey menambahkan dasar pertanyaannya kepada Ma'ruf adalah berita di media online yang menyebutkan bahwa Ma'ruf pernah ditelepon Yudhoyono untuk menerima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Agus Yudhoyono - Sylviana Murni pada Jumat (7/10/2016).
"Di liputan tertentu, memang ada beritanya, pak Ma'ruf bilang saya dapat telpon dari SBY? Oleh karena itu, saya tanya Kemudian kepada saksi, apakah benar tanggal 7 Oktober 2016 pukul 10.16 itu ada telepon dari SBY ke saksi?" kata Humphrey.
"Saya dapat info dari berita itu, makanya saya tanyakan. Isinya dalam telpon tersebut dua hal, pertama, tolong diatur Agus dan pasangannya Sylviana Murni untuk bisa datang dan diterima di kantor PBNU oleh pengurus dan minta didampingi oleh Pak Ma'ruf. Kedua, tolong buatkan fatwa MUI untuk masalah penistaan agama yang dilakukan Ahok," Humprey menambahkan.
Ma'ruf mengaku ada pertemuan dengan Agus dan Sylviana, tetapi membantah ditelepon SBY sebelum itu.
"Dia jawab, tidak. Maka, Saya kan ingatkan lagi, tiga kali saya ingatkan. Dan saya bilang semua orang didepan hukum itu sama, equality before the law, kalau memberikan jawaban yang tidak benar, ada hukumannya, tetap saja beliau jawabnya tidak," katanya.
Atas jawaban tersebut, tim pengacara Ahok ketika itu meminta hakim untuk menindaklanjuti.
"Akhirnya saya bilang ke majelis hakim, kami akan menindaklanjuti keterangan ini lebih lanjut untuk membuktikan apa yang kami sampaikan ini. Hakim bilang, baik, kami akan menunggu dari kuasa hukum," katanya.
Berita media online yang dimaksud Humphrey adalah berita Liputan6.com.
"Pak SBY telepon saya. Saya ingat waktu itu beliau Presiden yang pertama kali hadir dan dampingi di Senayan kata beliau saya," kata Ma'ruf di kantor PBNU, Jumat (7/10/2017), dikutip dari Liputan6.com.
Yudhoyono pun merespon isu tersebut. Dia mengatakan jika benar ada bukti percakapan antara dirinya dan Ma'ruf, berarti ada penyadapan.
"Bolanya sekarang bukan ada pada saya, bukan di pihak Pak Ahok dan pak tim pengacaranya, tetapi pada pertimbangan Polri dan penegak hukum yang lain. Bola di tangan mereka," kata Yudhoyono dalam konferensi pers di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat.
Berita Terkait
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Tak Terduga! SBY Spontan Hentikan Mobil dan Melukis di Pinggir Jalan Wonogiri
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Diundang Presiden, Giovanni van Bronckhorst Batal ke Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa