Suara.com - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dinilai menjadi lembaga paling korup oleh masyarakat, sepanjang tahun 2016. Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan Transparency Internasional Indonesia (TII).
Hasil survei TII yang termaktub dalam laporan Global Corruption Barometer (GCB) versi Indonesia tahun 2017 menyebutkan, 54 persen responden yang dijadikan sampel menilai lembaga legislatif itu terkorup. Dalam survei yang dipublikasikan Selasa (7/3/2017), TII mewawancarai 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas di 31 provinsi.
“Responden kami wawancarai melalui sambungan telepon maupun tatap muka. Mereka kami ajukan pertanyaan terkait pandangan mereka terkait melawan korupsi, tingkat korupsi, kinerja, serta kasus suap, selama 12 bulan tahun 2016,” terang Sekretaris Jenderal TII Dadang Trisasongko, Jumat (10/3).
Ia mengatakan, pada survei itu, pengalaman-pengalaman pribadi responden dijadikan tolak ukur kinerja lembaga-lembaga publik maupun politik terhadap praktik korupsi maupun suap.
Hasilnya, kata Dadang, DPR menempati posisi paling puncak yang menurut persepsi publik seringkali terlibat kasus rasuah. Setelah DPR, terdapat birokrasi, DPRD, direktorat pajak, dan kepolisian, menjadi lembaga yang dianggap masih menjadi ajang korupsi.
Persepsi publik itu, sambungnya, berkesesuaian dengan data yang diolah dari Kementerian Dalam Negeri serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Data itu menunjukkan, 74 anggota DPR RI tersangkut kasus korupsi dalam kurun satu dasawarsa terakhir, yakni 2004 sampai 2013.
Sedangkan di tingkat DPRD, dalam kurun waktu yang sama, terdapat 2.545 anggotanya yang tersangkut kasus korupsi. Sementara pada DPRD kabupaten/kota, ada 431 anggota yang terlibat korupsi.
Baca Juga: Disebut Terima Uang Kasus e-KTP, Ganjar: Saya Santai Saja
“Selain itu, 64 persen responden menilai tingkat intensitas korupsi di Indonesia naik dalam 12 bulan terakhi. Itu tidak terlepas dari maraknya pemberitaan media terhadap kasus korupsi yang diungkap KPK,” tukasnya.
Uniknya, 640 responen menilai kinerja pemerintahan di bawah kendali Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terbilang baik dalam pemberantasan korupsi.
“Hal itu menunjukkan publik masih optimistis terhadap pemerintah memberantas korupsi, meski kasus-kasus itu tetap marak. Ini bisa diartikan bahwa publik memercayai pemerintah serius memberantas korupsi,” jelasnya.
Tapi, terus Dadang, survei GCB itu turut mengungkap 32 persen responden mengaku pernah melakukan suap.
“Budaya suap masih tinggi di Indonesia. Kalau dibandingkan survei GCB di Jepang misalnya, hanya 0,4 persen warganya yang mengaku melakukan suap. Persentase warga mengaku menerika suap yang lebih tinggi dari Indonesia adalah Thailand, yakni 41 persen,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
 - 
            
              Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
 - 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!