Suara.com - Aksi sebelas petani wilayah pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, dengan cara mengecor kaki di depan Istana Merdeka, Jakarta Selatan, Selasa (14/3/2017), bukan main-main. Mereka sungguhan mengecor kaki dengan dengan Semen Gresik dan Semen Indonesia sejak Senin (13/3/2017).
Aksi tersebut sangat berbahaya. Salah-salah, nyawa mereka bisa terancam. Posisi kaki mereka terpasung cor sehingga tidak bisa bergerak kemana-mana. Itu sebabnya, ada tim dokter yang selalu mengawasi mereka.
Dokter Wicaksono Narendro Utomo merupakan salah satu dokter yang mendampingi para petani. Wicaksono mengatakan keadaan mereka harus dipantau terus menerus karena cor semen tersebut bisa mengakibatkan luka parah dan pembusukan.
"Mereka harus terus dipantau, karena aliran darah terhambat, bisa busuk, dan bisa diamputasi," ujar dia.
Tim dokter dari RS Islam Cempaka Putih turut memantau kondisi kesehatan petani. Selain relawan Palang Merah Indonesia, setiap kali aksi, di sekitar mereka disiagakan mobil ambulans.
Sementara untuk memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat lain, teman-teman petani memakai troli.
Untuk urusan buang air besar atau air kecil, mereka disediakan ruang khusus berbentuk persegi panjang setinggi dua meter yang terbuat dari pipa paralon dengan dibalut terpal warna biru. Terpal tersebut akan menutup mereka saat buang air. Untuk mewadahi kotoran mereka disediakan pispot.
Sudarto, salah satu petani asal Pati, sengaja meminta toilet khusus untuk memudahkannya.
Hari ini merupakan hari kedua mereka aksi mengecor kedua kaki. Aksi pertama dilakukan pada Senin (13/3/2017) dengan diikuti sepuluh warga.
Selama dua malam terakhir, mereka menginap di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Sampai sore tadi, kondisi sebelas petani tersebut masih baik-baik saja.
Rencananya, mereka akan kembali beraksi di depan Istana merdeka, besok, Rabu (15/3/2017). Kemungkinan jumlah petani yang akan mengecor kaki bertambah.
Aksi mengecor kedua kaki dengan Semen Gresik dan Semen Indonesia tersebut dilakukan sebagai simbol untuk menggugah Presiden Joko Widodo membantu memperjuangkan hak mereka.
Mereka protes terhadap pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, karena keberadaan pabrik tersebut dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Mereka menuntut Presiden Jokowi mencabut izin pabrik yang telah diberikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Berita Terkait
-
Praktik Bisnis Tambang Berkelanjutan Indonesia Dipuji Kancah ASEAN
-
BUMN Ini Sulap Limbah Ternak Sapi Jadi Pundi-pundi Cuan
-
Bye-bye TPA Menggunung! Jombang Kirim 10 Ton RDF Sampah Jadi Bahan Bakar Semen
-
Buwas Out, Saudara Ipar Jokowi Kini Komisaris Utama Semen Indonesia
-
SMGR Raih Validasi Internasional untuk Target Pengurangan Emisi
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Anggur Hijau Terkontaminasi Sianida Terdeteksi di Menu MBG, DPR Soroti Pengawasan Impor Pangan
-
KPK Ungkap Alasan Sekdis PUPR Riau Tak Berstatus Tersangka Meski Jadi Pengepul Uang Pemerasan
-
Belum Tahan Satori dan Hergun Tersangka Kasus CSR BI-OJK, Begini Ancaman Boyamin MAKI ke KPK
-
Polisi Bongkar Bisnis Emas Ilegal di Kuansing Riau, Dua Orang Dicokok
-
Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes
-
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Gaet Investasi Rp62 Triliun dari Korea di Cilegon
-
BAM DPR Dorong Reformasi Upah: Tak Cukup Ikut Inflasi, Harus Memenuhi Standar Hidup Layak
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman