Suara.com - Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) membantah sengaja lelet menangani sejumlah kasus dugaan pidana yang menyeret pentolan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab.
Sebaliknya, Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Suntana mengungkapkan, terdapat kendala yang menyebabkan pengusutan empat kasus dugaan pidana Rizieq terhambat.
"Polisi masih mencari bukti-bukti yang cukup untuk gelar perkara. Penyidik punya waktu dan cara tersendiri untuk memproses. Jadi, bukan sengaja diperlambat karena mau putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta," kata Suntana di Polda Metro Jaya, Selasa (21/3/2017).
Suntana juga tidak menampik penyidik terhambat sejumlah hal untuk meningkat status Rizieq terkait kasus-kasus yang menjeratnya. Ia mengumpamakan, hambatan itu seperti petitih “mencari jarum di tumpukan jerami”.
"Seperti mencari jarum di tumpukan jerami, Jadi, perlu diurai satu per satu baru ditemukan. Prosesnya bisa lama atau cepat. Kalau jeraminya luas kayak di hutan belantara itu agak susah," kata dia.
Setidaknya ada sebanyak 4 kasus yang diduga menyeret nama Rizieq. Di antaranya yakni kasus dugaan penyebutan logo mirip palu arit pada mata uang baru Bank Indoneisa; kasus dugaan penodaan agama; dan, penghinaan terhadap Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Iriawan dengan sebutan “pangkat jenderal, otak hansip”.
Selain itu, polisi juga tengah mendalami kasus penyebaran konten pornografi di media sosial yang diduga dilakukan tersangka dugaan pemufakatan makar Firza Husein. Kasus yang telah ditingkatkan ke tahap penyidikan ini juga diduga melibatkan Rizieq.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Tito Karnavian Tekankan Kreativitas dan Kemandirian Fiskal dalam RKAT Unsri 2026
-
Mendagri Minta Pemda Segera Siapkan Data Masyarakat Terdampak & Lokasi Pembangunan Huntap
-
Teror Bom 10 Sekolah Depok, Pelaku Pilih Target Acak Pakai AI ala ChatGPT
-
Kejari Bogor Bidik Tambang Emas Ilegal, Isu Dugaan 'Beking' Aparat di Gunung Guruh Kian Santer
-
Efek Domino OTT KPK, Kajari HSU dan Bekasi Masuk 'Kotak' Mutasi Raksasa Kejagung
-
Diduga Sarat Potensi Korupsi, KPK-Kejagung Didesak Periksa Bupati Nias Utara, Kasus Apa?
-
Resmi! KY Rekomendasikan 3 Hakim Perkara Tom Lembong Disanksi Nonpalu
-
Ancaman Bencana Susulan Mengintai, Legislator DPR: Jangan Tunggu Korban Jatuh Baru Bergerak
-
Amnesty International Kutuk Keras Represi Aparat ke Relawan Bantuan Aceh: Arogansi Kekuasaan
-
Ketua Banggar DPR Said Abdullah: Merchant Tolak Pembayaran Tunai Bisa Dipidana