Suara.com - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Viva Yoga Mauladi mendesak pemerintah segera melakukan verifikasi faktual atas operasional Pabrik Semen PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.
Desakan itu merupakan respons atas aksi mengecor kaki pakai semen yang dilakukan Petani Kendeng, yang kekinian memakan korban seorang ibu bernama Patmi (48).
"Aksi menolak pembangunan pabrik semen itu adalah aspirasi rakyat yang harus didengar pemerintah. Karenanya, pemerintah harus melakukan verifikasi faktual di lapangan untuk mendapatkan data akurat agar perumusan kebijakannya tidak melukai hati rakyat, tetapi tidak menggangu program nasional," kata Viva, Selasa (21/3/2017).
Menurutnya, sengketa petani dan pabrik semen ini sudah masuk ranah hukum, sehingga penegak hukum harus menindaklanjutinya. Apalagi sudah ada putusan dari Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan para petani.
Politikus Partai Amanat Nasional ini menambahkan, masalah itu tidak boleh berlarut-larut karena ditakutkan akan menimbulkan konflik horizontal.
Komisi IV DPR, kata dia, akan mengunjungi lokasi sengketa untuk mengetahui masalah konflik agraria yang terjadi dalam proses pembangunan pabrik semen itu.
"Rencananya dalam masa sidang ini, sekitar minggu awal bulan April. Tujuan kunjungan ke lapangan adalah untuk mengecek kondisi faktual pembangunan pabrik, lalu aspirasi masyarakat sekitar areal pembangunan," kata dia.
Untuk diketahui, sejumlah Petani Rembang melakukan aksi mengecor kaki dengan semen di Depan Istana Merdeka beberapa waktu lalu.
Aksi ini dilakukan karena bentuk penolakan terhadap keberadaan pabrik semen di Kabupaten Rembang yang masih beroperasi.
Baca Juga: Pilkada, Sandiaga Sumbang Rp62 Miliar Anies Cuma Rp400 Juta
Padahal, Mahkamah Agung sudah memenangkan gugatan Petani Rembang dan Walhi terhadap Pabrik Semen PT Semen Indonesia.
Salah satu peserta aksi, Patmi (48), meninggal dunia pascaikut aksi ini. Dia sempat mendapatkan perawatan ke Rumah Sakit Saint Carolus, Jakarta namun nyawanya tidak tertolong.
"Bu Patmi sebelumnya dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik oleh dokter. Selasa dini hari, setelah mandi, Bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman lalu mengalami kejang-kejang dan muntah," tutur Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati kepada suara.com, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra