Suara.com - Beredar kabar, ada jenazah yang tidak diperkenankan disalatkan di kawasan Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, karena pilihan politik Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 2017. Jenazah Ufie Supiati tidak disalatkan karena pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat.
Keponakan Almarhumah, Atun, membantah kabar itu.
"Nggak ada masalah. Sebenarnya sudah selesai. Saya tidak tahu kenapa masalah ini jadi besar," kata Atun ditemui suara.com di rumahnya, Minggu (26/3/2017).
Dia tidak menyangka kabar kematian koleganya itu menjadi kabar yang menghebohkan. Meski Atun mengakui, banyak tetangga yang berseberangan dengan pilihan politiknya di Pilkada ini.
Atun sendiri merupakan Ketua Ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Keluarahan Petojo Selatan. Partainya merupakan partai pendukung Ahok-Djarot dalam Pilkada ini.
"Sebenarnya nggak ada masalah. Memang kemarin, kami nunggu keluarga dari Cikuya, Banten. Keluarga baru datang tadi malam pukul 10.00 WIB. Dan baru disalatkan dan dikuburkan hari ini, pukul 09.00 WIB. Karena memang nggak mau buru-buru," kata dia.
Jenazah Ufie sudah disalatkan dan dikebumikan, hari ini. Jenazah disalatkan oleh imam yang disebut Atun bernama Cecep. Cecep merupakan kolega Atun dan merupakan kader Nasdem. Atun meminta Cecep untuk meyalatkan Ufie karena Imam Masjid di rumahnya, berhalangan.
"Tadi sudah disalatkan kok sama Pak Cecep dari Masjid. Karena imam Masjid yang biasa, sakit. Akhirnya saya ke Pak Cecep," kata Atun.
Ufie meninggal karena penyakit yang dideranya sejak lama. Atun pun menegaskan, tidak ada kaitan politik dengan masalah salat jenazah ini.
Baca Juga: Heboh, Video Dukungan Rakyat Palestina untuk Ahok
"Bu Ufie sudah lama sakitnya. Dia saja nggak milih (putaran pertama) kemarin. Jangankan milih, Jalan saja nggak bisa," katanya.
Suara.com kemudian mendatangi ketua RT setempat, Yatna. Dia mengatakan, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan. Dia juga meminta supaya jangan ada yang terpancing dengan isu yang sesungguhnya tidak benar itu.
"Nggak ada itu (jenazah yang tidak disalatkan)," kata Yatna.
Dia yang turut membantu penyalatan dan penguburan jenazah mengatakan tidak ada peristiwa tersebut. Dia meluruskan, peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah karena Imam masjid yang biasa memimpin Salat berhalangan datang karena hal tertentu.
"Jadi tokoh masyarakat yang biasa juga jadi Imam, Pak Nasroh, sedang sakit. Jadi nggak bisa. Terus kami menghubungi Pak Imamuddin, yang juga biasa jadi Imam, tapi dia lagi ada kuliah. Nah, pas dia datang, Salatnya baru selesai," kata Yatna.
Berita Terkait
-
Kenapa Polisi Belum Berani Sebut Otak Aksi Tolak Jasad Pro Ahok?
-
Polisi Kantongi Nama Otak Spanduk Tolak Jasad Pro Ahok
-
Marak Spanduk Tolak Jasad Pro Ahok, Gus Sholah: Janganlah
-
Lucunya Spanduk Protes Pencopotan Baliho 'Penolakan Jenazah' Ini
-
Pengurus Masjid Dipanggil Soal Spanduk Boikot Jasad, Lapor Komnas
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India