Suara.com - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut pengacara muda misterius, yang diduga menekan saksi kasus korupsi Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP), Miryam S Haryani.
Pengacara muda tersebut diduga menekan Miryam agar mencabut seluruh isi pemeriksaan dalam Berita Acara (BAP) KPK.
Pengacara yang identitasnya belum diketahui itu kali pertama disebut oleh Miryam dalam persidangan kasus korupsi e-KTP, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (30/3/2017).
"Kami akan datang ke KPK siang nanti jam 2 untuk menyerahkan surat secara langsung kepada KPK sekaligus desakan untuk menindaklanjuti dan memproses secara hukum terlapornya," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman melalu keterangan tertulisnya, Jumat (31/3/2017).
Pada persidangan kasus e-KTP kemarin, Jaksa Penuntut Umum KPK menanyakan kepada Miryam terkait pertemuannya dengan pengacara muda. Namun, meski terus dicecar pertanyaan hal yang sama, politikus Partai Hanura tersebut tetap bungkam.
Miryam hanya mengakui pernah mendatangi kantor pengacara Elza Syarif di Jalan Latuharhari. Di sana, Miryam mengakui hanya menemui Elza dan karyawannya.
Dia juga menuturkan tidak terlalu banyak membahas kasus korupsi e-KTP. Pasalnya, tujuan Miryam kesana terkait peminjaman uang.
Sebelum bertemu Elza, Miryam juga diketahui bertemu Pengacara Rudi Alfonso. Tidak diketahui apa yang dibicarakan Miryam dengan Rudi.
Baca Juga: Berkas Sengketa Pilkada di MK Dicuri atas Permintaan Pengacara
Namun, setelah bertemu dengan beberapa pengacara tersebut, Miryam memutuskan mencabut seluruh keterangannya kepada KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak