Suara.com - Emmy Hafild, anggota tim sukses Ahok-Djarot, sempat bersitegang dengan anggota tim sukses Anies-Sandi dalam acara diskusi bertajuk "Adu Program vs Kampanye Hitam" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/4/2017).
Ketegangan tersebut bermula saat Mardani, anggota timses Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mengatakan setuju menghilangkan kampanye hitam pada putaran kedua pilkada.
Ia juga setuju pencopotan spanduk propaganda menolak mengurus jenazah orang yang semasa hidup mendukung Ahok-Djarot.
"Ketika ada isu tidak boleh disalatkan, Anies Baswedan bikin surat terbuka, bahwa mengurus jenazah itu adalah kewajiban bagi yang hidup. Jadi tidak boleh ditolak," ujar Mardani.
Emmy, timses Cagub dan Cawagub DKI nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat menilai kubu rivalnya tidak pernah menyatakan komitmen menolak kampanye benada SARA.
Ia juga menuding pasangan Anies-Sandi mengerahkan massa dalam ‘aksi 313’ untuk mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Ahok dari jabatan sebagai Gubernur nonaktif DKI, Jumat (31/3).
"Anies-Sandi tidak pernah secara terbuka mengatakan kepada pendukungnya untuk menyetop kampanye SARA. Bahkan, kemarin ’Aksi 313’ itu kita tahu apa yang dilakukan mereka," kata Emmy.
Tudingan Emmy lantas dibantah Mardani.
"Mbak Emmy, pernah tidak, menghentikan orang yang memfitnah kami? Kami tidak tahu siapa yang melakukan. Kami juga tidak tahu siapa yang melakukan itu.Tidak fair," balas Mardani.
Baca Juga: Tips Hilangkan Jamur di Velg Ban
Emmy menyanggah pernyataan Mardani yang mengklaim tidak mengetahui pihak penebar kebencian berdasarkan SARA.
"Saya tahu persis perilaku kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera) di RT (rukun tetangga) saya. Anggota DPRD PKS ada di RT saya, jadi saya tahu yang dilakukan," kata Emmy.
Mardani yang merupakan politikus PKS tak terima pernyataan Emmy tersebut.
"Bagaimana Mbak Emmy menilai PKS hanya dari lingkup RT. Terlalu cepat. Mbak Emmy harus pandai melihat, Jakarta ini tidak sekecil RT. Mbak Emmy harus berpikir besar, kami tidak pernah mendiskreditkan nomor dua, kami ingin kontestasi gagasan," balas Mardani.
Emmy yang mendengar hal tersebut langsung menyebut Mardani Musang Berbulu Ayam.
"Pak Ali Mardani Musang Berbulu Ayam. Apa yang diomongkan, berbeda dengan yang terjadi di kalangan akar rumput. Kami punya catatan mengenai apa saja aturan yang dilanggar, dan akan dilaporkan ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu)," tukas Emmy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti