Farhat Abbas [suara.com/Bagus Santosa]
Pengacara Farhat Abbas diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (26/4/2017), sebagai saksi untuk anggota Komisi II DPR dari Fraksi Hanura Miryam S. Haryani. Miryam merupakan tersangka kasus memberikan keterangan palsu dalam persidangan kasus e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto.
Ketika baru tiba di gedung KPK, Farhat mengaku heran kenapa masuk daftar pemeriksaan.
"Saya heran juga (diperiksa dalam kapasitas sebagai apa), artinya beberapakali saya mendampingi Elza (Elza Syarief) kok bisa saya dipanggil?" kata Farhat di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Pada panggilan pertama, Farhat tidak datang dengan alasan sedang ada kegiatan di Palembang, Sumatera Selatan.
Farhat menduga penyidik akan meminta keterangan darinya terkait pernyataan Elza Syarief. Elza pernah diperiksa penyidik KPK karena Miryam pernah datang ke kantornya. Dalam pemeriksaan tersebut, Farhat menduga Elza menyebut nama teman Farhat.
"Kemudian ada beberapa kesaksian-kesaksian yang bentuknya teror, intimidasi, atau upaya-upaya untuk pendekatan dan sebagainya, itu yang mungkin dibutuhkan oleh Bu Elza untuk memperkuat alibinya, jangan sampai seolah-olah dianggap hanya sembarang berbicara atau memberikan kesaksian tidak benar," kata Farhat.
Tapi, Farhat belum tahu siapa nama teman yang kemungkinan disebut Elza.
"Saya belum tahu, sampai saat ini hanya yang ada kaitannya dengan Miryam saja seandainya kpk mengatakan mengenal misalnya orang-orang partai atau orang Golkar, sepanjang saya mengetahui saya akan menjawab jujur apa adanya. Untuk sementara Anton Taufik salah satunya kemudian beberapa orang yang ada kaitan dengan Anton Taufik," kata Farhat.
Farhat tidak mau bicara lebih jauh tentang pemeriksaan hari ini. Dia akan menjelaskan lagi setelah pemeriksaan kelar.
"Saya belum tahu mungkin nanti setelah pemeriksaan sebagai saksi hari ini apa dasarnya KPK memanggil saya dalam kaitan perjumpaan atau proses mereka mendapat perintah atau suruhan dari orang tertentu yang mungkin namanya sudah diketahui KPK untuk Miryam mencabut BAP," katanya.
Ketika baru tiba di gedung KPK, Farhat mengaku heran kenapa masuk daftar pemeriksaan.
"Saya heran juga (diperiksa dalam kapasitas sebagai apa), artinya beberapakali saya mendampingi Elza (Elza Syarief) kok bisa saya dipanggil?" kata Farhat di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Pada panggilan pertama, Farhat tidak datang dengan alasan sedang ada kegiatan di Palembang, Sumatera Selatan.
Farhat menduga penyidik akan meminta keterangan darinya terkait pernyataan Elza Syarief. Elza pernah diperiksa penyidik KPK karena Miryam pernah datang ke kantornya. Dalam pemeriksaan tersebut, Farhat menduga Elza menyebut nama teman Farhat.
"Kemudian ada beberapa kesaksian-kesaksian yang bentuknya teror, intimidasi, atau upaya-upaya untuk pendekatan dan sebagainya, itu yang mungkin dibutuhkan oleh Bu Elza untuk memperkuat alibinya, jangan sampai seolah-olah dianggap hanya sembarang berbicara atau memberikan kesaksian tidak benar," kata Farhat.
Tapi, Farhat belum tahu siapa nama teman yang kemungkinan disebut Elza.
"Saya belum tahu, sampai saat ini hanya yang ada kaitannya dengan Miryam saja seandainya kpk mengatakan mengenal misalnya orang-orang partai atau orang Golkar, sepanjang saya mengetahui saya akan menjawab jujur apa adanya. Untuk sementara Anton Taufik salah satunya kemudian beberapa orang yang ada kaitan dengan Anton Taufik," kata Farhat.
Farhat tidak mau bicara lebih jauh tentang pemeriksaan hari ini. Dia akan menjelaskan lagi setelah pemeriksaan kelar.
"Saya belum tahu mungkin nanti setelah pemeriksaan sebagai saksi hari ini apa dasarnya KPK memanggil saya dalam kaitan perjumpaan atau proses mereka mendapat perintah atau suruhan dari orang tertentu yang mungkin namanya sudah diketahui KPK untuk Miryam mencabut BAP," katanya.
Komentar
Berita Terkait
-
Tetap Berstatus Kader, Golkar Senang Setnov Bebas: Secara Prosedur Semuanya Memenuhi Syarat
-
Blak-blakan! Ketua KPK Sebut Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Kurang Adil, Kenapa?
-
Setya Novanto Hirup Udara Bebas: Preseden Buruk Bagi Pemberantasan Korupsi di Indonesia
-
Setya Novanto Bebas Bersyarat, KPK Ingatkan Dosa Korupsi E-KTP: Itu Kejahatan Serius!
-
Farhat Abbas Desak Polisi Segera Tangkap Roy Suryo hingga Beathor PDIP: Mereka Bawel Banget!
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Di Sela Kesibukan, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Terekam Baca Alquran di Dalam Mobil
-
Soal Whoosh Disebut Investasi Sosial, Anggota Komisi VI DPR: Rugi Ini Siapa Yang Akan Talangi?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 1 November 2025: Waspada Hujan Lebat di Awal Bulan
-
Pohon Tumbang di Jakarta Makan Korban Jiwa, Begini Ultimatum DPRD ke Distamhut DKI
-
Megawati Bakal Pidato di Acara Peringatan KAA ke-70 di Blitar, Ini yang Akan Disampaikan
-
Langkah Polri di Era Prabowo-Gibran: Mengawal Asta Cita, Menjaga Stabilitas Nasional
-
Ketua DPD RI Dianugerahi CNN Award: Komitmen Dukung dan Kawal Program Asta Cita di Daerah
-
Masih Diperiksa Intensif Polisi Bareng Beby Prisillia, Onad Sudah Ditetapkan Tersangka?
-
Dijaga Ketat 1.500 Ribu Aparat, Begini Pengamanan Berlapis Konser BLACKPINK di SUGBK Jakarta
-
5 Fakta Kasus Narkoba Onad: Dicokok Lagi Santuy Bareng Istri hingga Diduga Sempat Tenggak Ekstasi