Suara.com - Massa pendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) kerap dinilai belum “move on” atau melupakan kekalahan idola mereka dalam putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Penilaian tersebut seringkali dilontarkan massa pendukung kandidat pemenang Pilkada DKI, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Setidaknya, anggapan itu berkembang setelah adanya fenomena pengiriman ribuan rangkaian karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota DKI.
Bahkan, Sandiaga juga menyatakan pendukung calon petahana tidak bisa ‘move on’.
Namun, Ahok menegaskan massa pendukungnya justru sudah menerima kekalahan tersebut.
"Siapa bilang belum move on? Semua oke kok," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Ahok menuturkan, masyarakat ibu kota tidak salah mengirimkan ribuan karangan bunga yang dikirimkan masyarakat berisikan ucapan terima kasih kepada dirinya dan Djarot sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.
Sebab, yang terpenting, Ahok mengatakan pendukungnya tidak melakukan tindakan anarkis setelah mengetahui pasangan Ahok-Djarot kalah.
Selanjutnya, ia malah menyinggung insiden pembakaran karangan bunga oleh sekelompok buruh dari Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI DKI Jakarta) dalam aksi peringatan Hari Buruh Sedunia, Senin (1/5).
"Yang pasti tidak ada kekerasan. Yang tidak move on itu yang bakar bakar bunga," kata Ahok seraya tertawa.
Baca Juga: Ahok Gratiskan Biaya Visum Korban KDRT dan Kekerasan Seksual
Sebelumnya, Calon Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga mengatakan, pihaknya masih fokus pada rekonsiliasi dengan pendukung kubu Ahok-Djarot.
Menurut Sandiaga, pihak yang belum menerima kekalahan Ahok-Djarot masih ada, namun jumlahnya sudah di bawah 10 persen.
"Data kami menunjukkan 8 persen di pihak Pak Basuki-Djarot yang belum move on. Jadi tugas kami segera meredam. Mungkin nggak bisa 0 persen tapi paling nggak angkanya tidak terlalu signifikan," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu