Pada hari Selasa (9/5/2017), polisi Jerman menahan seorang "Maximilian T" berusia 27 tahun di Kehl. Pria yang ditangkap ini adalah seorang tentara.
Ia ditangkap saat hendak menyeberangi sungai Rhine dari kota Strasbourg, Prancis.Kini pria itu ditempatkan di sebuah barak di Prancis, di samping seorang pria lain yang ditangkap pada bulan April, 28 tahun "Franco A".
Dia ditangkap pada bulan April, setelah polisi mengetahui bahwa dia telah terdaftar sebagai pengungsi Suriah di sebuah tempat penampungan di Jerman tengah pada bulan Desember 2015 dan kemudian secara resmi meminta suaka politik di Bavaria.
"Ketiganya merencanakan serangan terhadap seorang politisi berpangkat tinggi atau tokoh masyarakat yang mendukung apa yang dituduhkan sebagai kebijakan imigrasi dan pengungsi yang gagal," kata jaksa.
Mereka telah menyusun daftar sasaran. Sasaran mereka juga termasuk mantan presiden Jerman Joachim Gauck dan Menteri Kehakiman Heiko Maas.
Kasus ini telah memicu perdebatan nasional tentang persoalan ekstremisme sayap kanan di angkatan bersenjata Jerman.
Pada hari Minggu (7/5/2017), militer Jerman melakukan inspeksi di setiap barak tentara. Sebuah kebijakan yang membangkitkan era Nazi yang pernah berlangsung di Jerman pada masa lalu.
Namun pekan lalu, Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen memprovokasi kemarahan masyarakat setelah menuduh bahwa masalah ekstrimisme sayap kanan membuat tentara Jerman memiliki masalah dalam bersikap.
Selama tahun 2016, telah terjadi 10 serangan setiap shari terhadap kalangan migran. Menteri pertahanan Jerman von der Leyen justru dikecam publik karena telah mengkritik tentara.
Baca Juga: Heboh, Lambang Nazi Ditemukan di Banyak Barak Tentara Jerman
Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan negara ini telah mengalami reaksi balik terhadap kebijakan "pintu terbuka". Jerman, menurut Merkel, telah mendapatkan lebih dari satu juta pencari suaka pada tahun 2015. (BBC)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Aturan Main Tak Biasa di Muktamar X PPP: Institusi Haram Intervensi, tapi Petinggi Boleh Jadi Timses
-
Bukan Langsung Pilih, Ini 4 Tahap Rapat yang Harus Dilewati Calon Ketum PPP di Muktamar X
-
127 Hektar Lahan Jagung Dipanen, Begini Strategi Polda Riau
-
GKR Hemas Pastikan Program Ketahanan Pangan Berdampak Nyata untuk Rakyat
-
Korban Keracunan MBG Tembus 5.000, DPR Bongkar Dugaan Kelalaian Dapur: Sejak Awal Sudah Disampaikan
-
5 Fakta di Balik Rencana Shell Jual Ratusan SPBU di Indonesia
-
Hanyut 15 Km usai Loncat dari Jembatan Badami Karawang, Mayat Fadli Tersangkut Eceng Gondok
-
PBB Beberkan Data Mengerikan Serangan Israel, Tiap 8 Menit Jatuhkan Satu Bom di Gaza
-
Pidato Benjamin Netanyahu di PBB Disiarkan Pakai 'Toa' di Gaza, Warga Malah Tak Dengar Apa-apa
-
Nekat! Gasak HP ASN, Detik-detik 2 Pencopet Beraksi saat Pramono-Rano Karno Tiba di Acara Abang None