Korea Utara, pada Jumat (19/5/2017), membantah laporan yang menyebutkan bahwa negara mereka dalang di balik serangan global ransomare WannaCry.
Seperti diketahui, sekitar 300.000 komputer di 150 negara diserang malware yang menyandera data pengguna dan meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin jika ingin data-data tersebut dikembalikan.
Melansir AFP, kode yang digunakan malware WannaCry serupa dengan serangan cyber di masa lalu, yang juga dituduhkan kepada rezim Kim Jong Un.
Melalui wakil dutanya di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Kim In-Ryong, Korea Utara membantah keras tudingan yang muncul dari sejumlah pakar teknologi Korea Selatan tersebut.
“Ini konyol,” kata Kim In-Ryong. Ryong menuding Korea Selatan dan Amerika Serikat -lah yang menghembuskan tudingan itu.
“Ketika sesuatu yang aneh terjadi, adalah hal yang wajar bagi Amerika Serikat dan pasukan jahatnya untuk melancarkan kampanye anti DPRK (Republik Demokratik Korea),” sambungnya.
Menurut Simon Choi dari perusahaan keamanan internet Korsel, Hauri, malware WannaCry memiliki kode serupa dengan kode yang digunakan untuk meretas Sony Pictures dan Bangladesh tahun lalu. Korea Utara dituding sebagai dalang serangan tersebut.
Tudingan serupa juga datang dari para pakar AS, Rusia, dan Israel, kendati terbilang sulit melacak asal dari serangan cyber semacam itu. Sementara itu, peneliti Google, Neel Mehta menunjukkan kemiripan antara WannaCry dengan kode yang dipakai Lazarus, kelompok peretas yang diyakini terkait dengan Korea Utara. (AFP)
Berita Terkait
-
Viral Jejak Kim Jong Un Dihapus Usai Bertemu Putin di China, Bawa Toilet ke Luar Negeri!
-
Korea Utara Ubah Strategi Militer: Jumlah Nuklir Ditingkatkan
-
CEK FAKTA: Disangka Anti-Zionis Garis Keras, Ini Sikap Sebenarnya Korut
-
CEK FAKTA: Korea Utara Eksekusi Pendukung Zionisme, Benarkah?
-
Update Ranking FIFA: Timnas Indonesia Ternyata Lewati Negara Penuh Kontroversi Ini
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor