Suara.com - Ibu kota menyimpan banyak kisah para wong cilik, terutama saat perayaan hari besar keagamaan Idul Fitri. Satu kisah diceritakan Damarto (62), korban penggusuran Kampung Pulo.
Damarto tidak pulang kampung pada masa libur Idul Fitri 1438 Hijriarh/2017. Damarto adalah warga korban gusuran Kampung Pulo, yang kini tinggal di Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
Saat ditemui wartawan Suara.com di Selasar Rusun, Damarto tengah berbincang dengan dua rekannya. Banyak hal yang mereka bicarakan di H+2 lebaran, Selasa (27/6/2017).
"Sebagian ada yang pulang kampung, kan warga Kampung Pulo banyak juga yang asli orang daerah. Saya dari daerah tapi nggak pulang. Uangnya lagi tidak ada," kata Damarto.
Ia mengungkapkan, sudah dua tahun tidak mudik. Tapi, pada tahun ini, hanya anak dan istrinya yang mudik ke Brebes, Jawa Tengah.
Damarto yang pindah ke rusun sejak Agustus 2015 ini menuturkan, dirinya kekinian tak memunyai pekerjaan tetap. Ia bekerja secara serabutan.
Selain tidak pulang kampung, dia juga menceritakan sulit membayar uang iuran sewa rusun. Terhitung biaya sewa sekaligus langganan air serta listrik, Damarto harus menyediakan uang Rp600 ribu per bulan.
"Waktu di Kampung Pulo masih mending bisa dagang, kerja serabutan banyak. Biasanya saya pulang kampung sekali setahun," imbuhnya.
Baca Juga: GNPF MUI: Presiden Jokowi Pastikan Tak Ada Kriminalisasi Ulama
Menurutnya, banyak warga gusuran Kampung Pulo yang menunggak biaya sewa. Hal ini dikarenakan penghasilan mereka kebanyakan pas-pasan. Hanya cukup untuk makan sehari-hari.
"Warga sebenarnya tidak mau di sini (rusun). Terpaksa di sini. Biarpun di kampung Pulo banjir atau apa, tinggal di Kampung Pulo lebih enak cuma bayar listrik doang," terangnya.
Ia mengakui, pengelola rusun belum memberikan solusi pekerjaan bagi warga yang tak memiliki penghasilan tetap. Pelatihan kerja, kata Damarto baru diterapkan pada tingkat remaja. Itupun tidak disertai dengan memberikan lapangan pekerjaan.
"Lagi kemarin ada pelatihan servis telepon seluler dan sepeda motor. Yang ikut pelatihan dapat sertifikat, tapi belum disalurkan ke lapangan kerja kayaknya, dan untuk yang orang tua belum ada pelatihan," ujar warga yang tinggal di blok B itu.
Dia berharap, pemprov setempat di bawah kepemimpinan Djarot Saiful Hidayat maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno nanti bisa lebih memikirkan nasib mereka. Terutama meringankan biaya sewa unit rusun.
"Penginnya ada keringanan, kalau bisa yang tua-tua dikasih pekerjaan, supaya bisa bayar tempat ini," harapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional
-
Surya Paloh Bicara Soal PAW Usai Sahroni dan Nafa Urbach Disanksi MKD, Begini Katanya
-
Peringati Hari Pahlawan Besok, Mensos Ajak Masyarakat Mengheningkan Cipta Serentak
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan