Suara.com - Petugas gabungan menghapus lambang gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di rumah Syawaluddin Pakpahan, salah satu pelaku teror dan penyerangan pos jaga Mapolda Sumatera Utara.
Petugas dari unsur TNI, Polri, dan pemerintah daerah itu menghapus dengan cara mengecat lambang ISIS di rumah Syawaluddin Pakpahan, Jalan Pelajar Timur Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Rabu (5/7/2017).
Memakai cat berwarna hijau, petugas menghapus lambang ISIS yang berada di dinding rumah pelaku teror tersebut.
Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sumut Ajun Komisaris Besar MP Nainggolan mengatakan, sebelum pengecatan itu dilakukan, pihaknya sudah pernah meminta agar gambar bendera ISIS dihapus.
“Setelah mendapatkan persetujuan dari pemilik rumah, kami mengecat ulang dinding itu untuk menghapus lambang bendera ISIS,” terang Nainggolan seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, polisi akan terus melakukan pemantauan dan berharap peristiwa itu tidak lagi terjadi.
Kepala Lingkungan XVIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai Hari Isnaini mengatakan, masyarakat di daerah itu juga menyetujui agar gambar bendera ISIS tersebut dihapus.
Sebelumnya, pos jaga Mapolda Sumut diserang dua orang tidak dikenal pada Minggu (25/6) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.
Akibat penyerangan itu, personel Yanma Polda Sumut Aiptu Martua Sigalingging wafat akibat mengalami luka serius.
Baca Juga: Pelapor Kaesang Sempat Jadi Tahanan Polda Metro Jaya
Seorang pelaku yang belakangan diketahui bernama Ardial Ramadhana tewas tertembak. Sementara Syawaluddin selamat meski terkena tembakan.
Berita Terkait
-
Mabes Polri: Kecil Kemungkinan Jakarta Jadi seperti Marawi
-
Polisi Sudah Periksa Enam Saksi Pemasangan Bendera ISIS
-
Khawatir Serangan ISIS, Pengamanan Polda Metro Jaya Diperketat
-
Polisi Sita 5 CCTV untuk Perjelas Wajah Pelaku Teror Bendera ISIS
-
Polisi Telisik Kaitan Teror Bendera ISIS dan Penikaman 2 Brimob
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu