Suara.com - Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan telah tewas. Sebuah pergumulan di antara pemimpin ISIS dimulai untuk merebut posisi yang ditinggalkan al-Baghdadi.
Abu Haitham al-Obeidi, Deputi Gubernur yang membawahi ISIS di Hawija, menyatakan diri sebagai pengganti al-Baghdadi.
Dia menarik diri dari puluhan pendukung ke sisi barat provinsi tersebut untuk mempersiapkan pertempuran dengan lawan-lawannya di dalam organisasi teror itu.
Posisi Khalifah adalah peran simbolis. Sebagai pemimpin agama dan politi, dia punya hak untuk mematuhi setelahdipilih Dewan Sura seperti yang terjadi pada Omar al-Baghdadi (Hamid Dawood al-Zawawi) dan kemudian Abu Bakr al-Baghdadi.
Juga, Zarqawi membentuk Dewan Sura Mujahidin dan menunjuk Abu Abdul Rahman al-Baghdadi sebagai pucuk pimpinannya.
Menurut Abu Suleiman al-Otaibi, seorang hakim ISIS di Irak, sefisiesi dari apa yang disebut "Komandan orang setia". Abu Omar al-Baghdadi tidak tahu apa yang terjadi di sekelilingnya dan tidak keberatan dengan apapu sama sekali.
Al-Otaibi menambahkan, Abu Bakr tidak diketahui mayoritas pemimpinnya karena komunikasi yang buruk, semua orang bingung siapa yang memilihnya sebagai pemimpin.
Adapun hubungan suku dan etnis dengan orang Quraisy menugaskan Ibrahim Awad al-Badri dianggap seagai trik oleh anggota Dewan Konsultatif organisasi untuk melegitimasi posisi Khalifah.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang militan ISIS, Abu Ahmed, Abu Bakr termasuk dalam suku Albu Badri dan lahir di Samarra.
Baca Juga: Suriah Klaim Abu Bakr Al Baghdadi Tewas
"Albu Badri dan keluarga Badriin bukan keluarga atau berhubungan dengan keluarga nabi, yang dikenal dengan sebutan "Al al-bait".
"Al-Baghdadi tidak menerima gelar doktor dalam ilmu Tajwid seperti yang diklaim," kata militan bernama Khorasan.
Kata dia, Pemimpin ISIS bukan doktor Syariah atau Baghdadi atau Qurashi atau keturunan Al Hassan atau Al Hussein.
Kelompok radikal juga mengecilkan pentingnya posisi Khalifah. Menurut Abu Duaa al-Sammarai, al-Baghdadi cuma simbol dan hubungan terlemah dalam organisasi.
"Pembunuhan al-Baghdadi tak akan mempengaruhi pendekatan dan kekuatan organisasi. Setiap tokoh Irak dapat ditugaskan dan dikaitkan dengan orang Quraisy, dan saat ini tidak ada nama khusus untuk siapa pun yang menggantikan," katanya.
Penunjukan Abu Omar al-Baghdadi dilakukan setelah abu Hamza al-Muhajir memimpin komando organisasi tersebut, yang berusaha mendirikan sebuah payung untuk berbagai faksi pertempuran di Irak dan memaksa mereka yang menolak proyek tersebut untuk menerima Abu Omar al-Baghdadi. Akibatnya, al-Qaeda dan pembangkang lainnya bercabang dari itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru