Kontras, LBH Jakarta, Pemuda Muhammadiyah dan sejumlah kelompok masyarakat sipil mendesak Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Desakan ini menguat karena dugaan keterlibatan beberapa Jenderal Polri dalam kasus penyerangan Novel tersebut.
Terkait desakan itu, Presiden Jokowi belum bisa menjawab. Dia mengaku akan menanyakan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terlebih dahulu.
"Saya minta masukan dulu ke Kapolri," kata Jokowi usai meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri di PT Astra Otoparts, kawasan Greenland Industrial Center Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).
Sebelumnya Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar bersama Kontras, dan LBH Jakarta mendesak Presiden Joko Widodo untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sebagai tim independen untuk mengungkap pelaku dan aktor penyerangan Novel Baswedan. Sebab sudah lebih dari 100 hari penyelidikan kasus Novel yang ditangani Polri belum menemukan titik terang.
"Presiden Jokowi harus turun tangan membentuk TGPF. Sebab ada dugaan beberapa jenderal Polri terlibat dalam kasus ini," kata Dahnil dalam konfensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Rabu (26/7/2017).
Sementara itu, sudah tiga bulan menjalani perawatan di sebuah RS Singapura, Novel Baswedan akhirnya angkat bicara atas penyiraman air keras yang dialaminya. Novel mengaku sebelum peristiwa penyiraman air keras, dirinya sempat diberi informasi oleh petinggi Polri akan diserang.
"Saya mendapat informasi dari petinggi Polri sebulan sebelumnya bahwa saya akan diserang," kata Novel dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di acara Mata Najwa pada Rabu (26/7/2017) malam.
Ketika itu petinggi Polri tersebut memintanya untuk berhati-hati. Bahkan, petinggi Polri yang tak disebutkan namanya itu sempat menawarkannya penjagaan alias pengawalan.
Novel juga mengungkapkan ada salah satu jenderal Polri yang terlibat dalam penyerangannya.
Baca Juga: Jokowi Heran Prabowo Sebut Presidential Treshold Lelucon Politik
"Satu jenderal diduga terlibat," ungkap dia.
Berita Terkait
-
Jokowi Heran Prabowo Sebut Presidential Treshold Lelucon Politik
-
Jokowi: Asal Jangan Turbulensi politik, 2045 Kita Negara Terkuat
-
Novel Punya Daftar Penyidik yang Bakal Dihabisi, Ini Reaksi KPK
-
Polisi Tak Mau Tanggapi Pernyataan Novel Baswedan, Ini Alasannya
-
Jokowi: Indonesia Harus Jadi Pasar Perbankan Syariah Terbesar
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta