Suara.com - Direktur Program Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Sirajuddin Abbas mengatakan, Joko Widodo masih memiliki daya tarik untuk kembali maju pada Pemilihan Presiden 2019.
Daya tarik tersebut, ungkap Abbas, ada pada kinerja Jokowi dalam hal pembangunan, kondisi ekonomi, dan keamanan di Indonesia.
Di sektor pembangunan misalnya, menurut Abbas pembangunan di era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla telah berlangsung baik.
Terlebih, jika mantan orang nomor satu di ibu kota Jakarta itu mampu menggenjot pembangunan melebihi target, maka akan lebih meningkatkan popularitasnya.
"Jokowi masih bisa mengupayakan dari hasil kebijakan pemerintah bukan hanya mencapai target tapi melebihi target," ujar Abbas dalam sebuah diskusi di D'Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/7/2017).
Abbas juga mengingatkan, Jokowi saat ini memerlukan kekuatan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebab, untuk merealisasikan program agar bisa berjalan harus didukung wakil rakyat yang ada di Senayan.
"Dalam koalisi saat ini yang memutuskan UU Pemilu, gerakan Pak Jokowi itu konsolidasi di parlemen, satu agar kebijakan bisa didukung DPR. Selama koalisi di parlemen tidak solid sulit bagi Jokowi," kata dia.
Selain itu, pemerintahan Jokowi saat ini dinilai membutuhkan dana besar. Dengan pembangunan yang sedemikian rupa, juga dibutuhkan dibutuhkan sumber daya manusia.
"Pemerintah sedang membutuhkan modal pembangunan sumber daya manusia dan uang yang sangat besar. Biaya pembangunan tidak cukup dari APBN, dan investasi terus digenjot. Dan itu berpengaruh performa tingkat kepuasan," kata Abbas.
Baca Juga: Duo Ferrari Tampil Dominan, Ini Starting Grid F1 GP Hungaria
Terkait keamanan, Abbas mengatakan lembaga survei-nya mengapresiasi kinerja pemerintahan Jokowi yang mengantisipasi gerakan atau organisasi masyarakat yang dianggap anti-Pancasila.
Seperti diketahui, belum lama ini pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas.
Berdasarkan Perppu tersebut pemerintah telah membekukan badan hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena diduga ingin mengganti ideologi Pancasila.
"Tanpa gejolak politik dan keamanan yang besar. Tapi ini secara langsung mengirimkan sinyal yang membuat masyarakat ragu terhadap pemerintah. Ini bahaya kalau terus-terusan. Karena itu bisa memantik gejolak di masyarakat, dan UU itu dibuat untuk hal ini (menepis keraguan)," ujar Abbas.
Berita Terkait
-
PPP 'Main Cantik': Tegas Dukung Pemerintahan Prabowo, tapi Ogah Didikte Jokowi soal Pilpres 2029
-
Dipuji Brand Baru, Aksi Jokowi Tiru Gaya Prabowo Gebrak Podium PBB Malah Banjir Cibiran: Penjilat!
-
Gibran Disebut Cawapres Prabowo Lagi di 2029, PSI: Pernyataan Jokowi Powerfull
-
Bloomberg New Economy Itu Apa? Jokowi Resmi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat
-
Jokowi Jadi Penasihat Bloomberg New Economy: Peran Baru usai Purnatugas
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Revisi RUU BUMN Bergulir di DPR, PKB Ingatkan Jangan Hilangkan Prinsip Pasal 33 UUD 1945
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG
-
Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
-
Kementerian BUMN Turun Kasta Jadi Badan, Bagaimana Nasib ASN dan Pegawainya?
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Baru Mendarat, Presiden Prabowo Langsung 'Sidang' Kepala BGN soal Keracunan MBG: Ini Masalah Besar!
-
Panggung Muktamar X PPP Berubah Jadi Ring Tinju, Sesama Kader Saling Serang di Depan Media