Suara.com - Partai bentukan pengusaha media Hary Tanoesoedibjo, Perindo, memutuskan mendukung Joko Widodo untuk kembali menjadi presiden dalam Pemilihan Umum Presiden 2019. Sementara HT saat ini sudah menjadi tersangka perkara dugaan SMS bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyindir pemerintah Jokowi harus tetap tegas dengan perkara hukum yang tengah dihadapi HT jika Perindo menjadi partai pendukung pemerintah.
"Adakah Presiden berani berkata, 'hukum jalan terus?'" kicau Fahri di Twitternya.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan banyaknya partai yang mendukung Presiden Joko Widodo untuk maju ke bursa pemilihan presiden tahun 2019 merupakan bukti kinerja pemerintah selama tiga tahun ini memuaskan.
"Semakin banyak parpol yang memberikan dukungan kepada Presiden incumbent, ini menunjukkan achievement atau prestasi Presiden itu diapresiasi oleh publik," kata Pramono di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8/2017) kemarin
Partai pendukung pemerintah terdiri dari Golkar, Nasdem, PPP, Hanura dan PDI Perjuangan. Adapun partai yang sudah menyatakan bakal mengusung Jokowi di Pilpres 2019 yaitu Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura.
Belakangan, Perindo juga akan menambah kekuatan pendukung Jokowi di 2019. Ketua Umumnya, Hary Tanoesoedibjo, menyatakan akan membahas dukungan tersebut di rapat pimpinan nasional. Pramono mengatakan lantaran pilpres dan pemilu legislatif nanti akan dilaksanakan serentak, hal ini membuat partai harus cepat konsolidasi.
"Karena bersamaan (pilpres dan pileg), tentunya jauh-jauh hari parpol ada yang menyampaikan dukungan kepada siapa pun itu, apakah kepada A, B atau C," tutur dia.
Bendahara Umum Partai Golkar, Robert J. Kardinal menyambut positif dukungan Hary Tanoe. Itu artinya, pemerintahan di bawah Jokowi menunjukkan prestasi. "Saya kira ini hal yang positif saja. Karena lebih banyak (dukungan) lebih bagus, berarti kan mereka menilai pemerintah sekarang bekerja dengan baik terutama Jokowi -Jusuf Kalla," kata Robert di DPR.
Baca Juga: 'Akrobat Politik' Perindo dan Hary Tanoe, Ini Kata Putri Megawati
Mengenai apakah sinyalemen dukungan dari Hary Tanoe ada kaitan dengan kasus hukum yang sedang menjerat Hary Tanoe, Robert tak mau mencampur adukkan antara hukum dan politik.
"Saya tidak mau melihat ke sana, urusan politik nggak mungkin dicampur aduk," tuturnya.
Robert tidak berbicara lebih jauh, karena dukungan Hary Tanoe masih wacana dan belum diputuskan secara kepartaian.
"(Dukungan Perindo) Ya kita belum tahu. Mereka kan belum sah, baru mau rapat lagi katanya, masih harus diputuskan bersama-sama," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor