Sindikat Saracen yang sering menyebarkan berita-berita bohong bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) ternyata sudah beroperasi sejak dua tahun lalu. Namun pihak kepolisian baru bisa mengikuti perkembangannya setahun terakhir.
Hal itu disampaikan oleh Analis Kebijakan Madya, Bidang Penmas Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Sulistyo Pudjo Hartono dalam di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8/2017).
"Kita mulai mapping terhadap berbagai konten di medsos mulai setahun terakhir. Dan mengerucut enam bulan terakhir, dan satu bulan terakhir kita mengetahui ada hubungan besar jadi satu jaringan besar," kata Pudjo.
Setelah melakukan mapping yang terus menemukan titik terangnya, polisi pun mulai berhasil menangkap pelakunya. Polisi berhasil membekuk beberpa orang di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Kita melakukan penangkapan di Koja, Riau, dan Cianjur, Jawa Barat," kata Pudjo.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah mendapatkan banyak bukti digital yang kuat terkait sindikat Saracen tersebut. Namun, yang diperlukan oleh polisi saat ini adalah membuktikan apa yang telah didapatkan tersebut.
"Kami berusaha untuk tidak gegabah menunjukkan siapa-siapa saja dalam bukti digital kami punya," tegas Pudjo.
Menurutnya, dari bukti-bukti yang telah dipeganya tersebut, didalamnya terdapat nama-nama pengurus sindikat tersebut.
Untuk itu, Polisi akan segera memanggil nama-nama yang terdapat dalam daftar tersebut.
"Kepada orang yang disebutkan dalam jaringan tersebut, apakah pembina, penasihat, akan kita panggil untuk dicocokan, apakah benar posisi beliau," tutup Pudjo.
Baca Juga: Eggi Sudjana Klarifikasi Jadi Dewan Penasihat Saracen
Berita Terkait
-
Eggi Sudjana Klarifikasi Jadi Dewan Penasihat Saracen
-
PKS Apresiasi Keberhasilan Polisi Ungkap Sindikat Saracen
-
Golkar Sebut Saracen Pintu Masuk Ungkap Penyebar "Hoax" Lainnya
-
Akun-akun Grup FB Terkait Saracen Masih Aktif, Ini Kata Polisi
-
Buntut Saracen, PKB: Jika Mafia Lebih Canggih, Negara Bisa Bahaya
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
Terkini
-
Ini Jawaban Istana soal Rencana Ubah Rp1.000 jadi Rp1 dalam Waktu Dekat
-
Eks Direktur Bongkar Rahasia Terminal BBM Merak: Kenapa Harus Sewa Padahal Bisa Hemat Biaya Impor?
-
Viral! Detik-Detik Bentrok Ormas BPPKB Banten vs Debt Collector di Cengkareng, Bawa Bambu dan Batu
-
Ajukan PK Kasus Korupsi Asabri, Eks Dirut Adam Damiri Merasa Putusan Hakim Tidak Adil
-
Polisi Ringkus Penembak Pengacara di Tanah Abang, Pistol Didapat dari Timor Leste
-
Anomali Gizi Proyek PMT: KPK Butuh Sampel Biskuit untuk Jerat Koruptor Alkes Ibu Hamil
-
Jejak Riza Chalid Masih Gelap, Kejagung Perdalam Kasus Korupsi Pertamina Lewat Direktur Antam
-
LRT Jakarta Bakal Diperluas ke JIS dan PIK2, DPRD DKI Ingatkan Soal Akses Harian Warga
-
Cuma di Indonesia Diktator Seperti Soeharto Jadi Pahlawan, Akademisi: Penghinaan terhadap Akal Sehat
-
Pramono Anung Usul Revitalisasi Kota Tua dan Pembangunan RS Internasional Sumber Waras Masuk PSN