(Pemimpin) Myanmar Aung San Suu Kyi disebut-sebut sedang berupaya mencari bantuan untuk daerah-daerah berpenduduk Muslim Rohingya di Myanmar yang terkena dampak kekerasan.
Kabar itu disampaikan Ketua Mayoritas Senat Amerika Serikat Mitch McConnell, Kamis (14/9/2017), setelah ia berbicara dengan Suu Kyi.
Suu Kyi sepakat bahwa ada kebutuhan mendesak dan perlu peningkatan akses bagi bantuan kemanusiaan di daerah itu, terutama dari Palang Merah Internasional, dan dia menyampaikan bahwa dirinya sedang mengupayakan itu.
McConnell berasal dari Partai Demokrat, yang para anggotanya mendominasi jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Ia sebelumnya berkali-kali melontarkan kritik terhadap sebuah resolusi yang diajukan di Senat AS, yang berisi desakan agar Suu Kyi berbuat lebih untuk penduduk minoritas etnis Rohingya Myanmar.
McConnell telah selama bertahun-tahun memiliki ikatan dekat dengan Suu Kyi. Ia mengatakan bahwa Suu Kyi, sang pemenang hadiah Nobel dan pada faktanya merupakan pemimpin pemerintahan di Myanmar, menyampaikan kepada dirinya dalam pembicaraan hari Rabu bahwa pelanggaran hak asasi manusia perlu diperhatikan.
Serangan yang dilakukan oleh milisi Rohingya terhadap pos-pos keamanan bulan lalu memicu militer untuk melancarkan operasi.
Operasi militer telah membuat setidaknya 400 orang tewas, lebih dari 6.800 rumah hancur dan sekitar 400.000 warga Muslim Rohingya lari menyelamatkan diri ke Bangladesh.
Suu Kyi telah menjadi sasaran kritik yang dilontarkan para sosok sesama penerima hadiah Nobel serta para pemimpin agama di seluruh dunia karena dianggap tidak mengecam pelanggaran HAM terhadap warga Rohingya saat militer melancarkan serangan hebat, sebagai balasan atas serangan oleh para warga militan dari kalangan Rohingnya.
Perserikatan Bangsa-bangsa pada Kamis meminta bantuan besar-besaran bagi hampir 400.000 warga Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh. Ada kekhawatiran bahwa jumlah itu akan terus meningkat jika Myanmar tidak mengakhiri keadaan, yang disebut para pengecam sebagai "pembersihan etnis". (Antara)
Baca Juga: Kasus Rohingya Tak Lepas dari Reformasi Politik Masa Lalu
Berita Terkait
-
Kasus Rohingya Tak Lepas dari Reformasi Politik Masa Lalu
-
Marzuki Darusman: TPF PBB Rohingya Belum Diizinkan Masuk Rakhine
-
Ketua TPF PBB: Pelanggaran HAM di Myanmar Tak Terbantahkan
-
Orang Tuanya Dibunuh, 1.000 Bocah Rohingya Mengungsi Sendirian
-
Lima Perempuan Peraih Nobel Surati Suu Kyi agar Bantu Rohingya
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar