Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan level "orange" untuk jalur penerbangan terkait status awas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali karena berpotensi terjadi letusan dengan estimasi ketinggian lima hingga 10 kilometer.
"Oleh karena Gunung Agung status kritis walaupun abu belum muncul tetapi ada gajala di bawah permukaan sehingga kami umumkan kepada pilot bahwa ini 'orange' karena setiap saat bisa meletus," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG Gede Suantika di Pos Pengamatan Gunungapi Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali Rabu.
Menurut Suantika meski saat ini belum terpantau abu namun informasi tersebut diharapkan menjadi pertimbangan kepada pilot untuk mewaspadainya dengan menghindari jalur di atas Gunung Agung karena letusan gunung yang tidak dapat diprediksi.
Peringatan tersebut, lanjut dia telah dikeluarkan melalui laman Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA) pada Selasa (26/9) malam.
Suantika menjelaskan aktivitas magnitudo gempa sekuat 4,2 skala Richter pada Selasa (26/9) dengan kedalaman lima kilometer pada episentrum empat kilometer barat laut Karangasem juga menjadi salah satu indiktor pihaknya menaikkan level "orange" untuk penerbangan.
"Begitu ada gempa besar kami takut ada letusan tiba-tiba," kata Suantika.
Meski pihaknya mengeluarkan level "orange" tersebut namun kewenangan untuk melarang melintas di jalur udara atau di atas Gunung Agung selebihnya berada di tangah otoritas terkait.
Sementara itu terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung, Suantika mengatakan jumlah kegempaan tercatat menurun namun energi yang dikeluarkan semakin besar.
"Jumlah kegempaan cenderung menurun tetapi jika dikonversi gempa ke energi memang masih merangkak naik," ucapnya.
PVMBG mencatat aktivitas vulkanik dalam pada Senin (25/9) mencapai 448 kali namun jumlah itu menurun menjadi 416 kali pada Selasa (26/9).
Dari pengamatan visual Rabu ini mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WITA, Suantika menjelaskan tinggi asap kawah tidak teramati dengan Gunung Agung yang tertutup kabut tebal dan tanda-tanda erupsi belum tampak.
Aktivitas kegempaan terekam untuk vulkanik dangkal sebanyak 106 kali, vulkanik dalam 165 kali dan tektonik lokal 27 kali.
PVMBG masih merekomendasikan daerah bahaya tidak boleh ada aktivitas yakni dalam radius sembilan kilometer dari puncak dan dalam sektoral barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara sejauh 12 kilometer dari puncak. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta