Suara.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang berharap isu impor senjata oleh Brimob tidak menjadi momen bagi para pimpinan lembaga terkait untuk mencari perhatian pada publik dan Presiden Joko Widodo.
"Jadi tolonglah kepada pimpinan lembaga penegak hukum bersatulah. Jangan masing-masing mencari muka di depan pers. Mencari muka di depan Pak Jokowi," kata Junimart di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2017).
Menurut dia, Jokowi sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga isu tersebut mencuat ke publik. Jokowi pasti akan mengambil sikap akan hal ini.
Orang yang paling disoroti Junimart yaitu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai orang pertama yang menghembuskan isu tersebut ke media.
"Semua pimpinan lembaga yang terkait (harus selesaikan polemik) termasuk panglima TNI yang selama ini sudah menggulirkan informasi tersebut," ujar Junimart.
Dalam forum silaturrahim bersama para purnawirawan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur Jumat (22/9/2017), Gatot sempat menyampaikan informasi bahwa ada institusi yang memesan 5000 pucuk senjata dengan mencatutu nama Presiden.
Informasi itu pernah diklarifikasi oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, bahwasanya informasi tersebut hanya kesalahan komunikasi. Senjata yang dimaksud adalah senjata yang dipesan Badan Intelinjen Negara untuk keperluan pendidikan intelijen.
Kata Wiranto, senjata tersebut bukan standart Militer karena dipesan dari PT Pindad. Pun pengadaannya resmi karena menggunakan dana APBN.
Akan tetapi, Jumat (29/9/2017) sebuah pesawat dari Ukraina tiba di Bandara Soekarno-Hatta membawa 280 pucuk senjata berjenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher serta ribuan butir peluru.
Baca Juga: Pengamat Sebut Ada Skenario yang Sebut Impor Senjata Brimob Ilega
Ratusan sejanta yang diimpor oleh PT Mustika Duta Mas yang akan didistribusikan ke Brimob Polri itu, hingga kini masih tertahan di gudang Bandara Soekarno-Hatta karena tak mendapat izin dari BAIS TNI.
"Kan awalnya dari Panglima, clear kan dong masalahnya. Jangan dibuat mengambang begitu. Jangan dibiarkan jadi bola liar. Ini kan negara hukum, sampaikan lah segala seuatu secara konsisten dan konsekuen. Ini yang paling penting," kata Junimart.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar