Suara.com - Leonardo da Vinci, selain dikenal sebagai sosok jenius dan menguasai banyak kemampuan, juga persona yang selalu diselimuti misteri.
Begitu pula pada karya-karyanya, yang disebut banyak pihak selalu menyimpan banyak rahasia ilmiah yang ketika era renaissance di Florenze masih tabu untuk diungkapkan kepada publik secara gamblang.
Selain misteri pada lukisan Monalisa yang telah banyak dibahas, terdapat lukisan lain Da Vinci yang kekinian tengah menjadi buah bibir: "Salvator Mundi" atau "Penyelamat Dunia".
Walter Isaacson, seperti dilansir The Guardian, Kamis (19/10/2017), menyebut dalam buku biografi terbaru Da Vinci buatannya, terdapat "teka-teki anomalis" dalam lukisan Salvator Mundi.
Lukisan yang bakal dilelang pada bulan November 2017 dengan harga pembukaan fantastis, yakni USD100 juta atau setara Rp1,3 triliun, itu menggambarkan sosok Yesus Kristus.
Pada lukisan yang bakal dilelang Rumah Lelang Christie, New York, Amerika Serikat itu, Yesus digambarkan tengah memberkati dunia memakai tangan kanannya. Sementara tangan kirinya memegang bola kristal.
Namun, lukisan yang dideklarasikan autentik karya sang maestro pada 6 tahun silam itu, diragukan keasliannya oleh Isaacson dalam buku terbarunya tersebut.
Dalam biografi itu Isaacson menuliskan, Da Vinci dikenal sebagai kejeniusannya untuk mengorelasikan lukisan dengan sains.
Baca Juga: Kampung Glintung Go Green Malang Percontohan Reforma Agraria
Nah, pada lukisan yang akan dilelang itu, Isaacson menemukan "kecacatan" karena tak ada "rahasia saintifik" di dalamnya.
"Itu tampak dari bola kristal di tangan kiri Yesus. Kalau kita melihatnya, seakan tembus pandang. Padahal sebagai kristal, seharusnya pandangan kita dibiaskan," terangnya dalam buku tersebut.
Kaca atau kristal solid, baik berbentuk seperti bola atau lensa, menghasilkan gambar yang diperbesar, dan terbalik atau camera obscura.
Tapi di lukisan itu, bola kristal itu seolah-olah gelembung kaca berongga yang tak membiaskan atau mendistorsi cahaya yang melewatinya.
Tangan Yesus yang memegang bola itu juga tak terbiaskan. Sedangkan jubah berwarna biru khas pakaian era Renaissance juga tak terbias.
"Lebih membingungkannya lagi, dalam catatan sejarah, lukisan itu dibuat Leonardo pada periode 1506-1513, saat sang maestro juga menekuni studi optik dan cahaya," tulisnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga