Suara.com - Freedom of Information Network Indonesia (FOINI), lembaga kampanye keterbukaan informasi publik, menilai banyak birokrat di Indonesia yang masih memegang teguh paradigma birokrasi Orde Baru.
Aktivis FOINI, Desiana Samosir, mengatakan paradigma itulah yang menjadi tantangan bagi format keterbukaan informasi publik.
"Tantangan penerapan transparansi informasi publik ini salah satunya adalah, paradigma birokrat kita selama 32 tahun (orba) wataknya tertutup. Sekarang birokrat itu belum habis di pemerintah," kata Desiana Samosir, seperti dilansir Antara, Jumat (27/10/2017).
Hal tersebut diutarakan Desi dalam diskusi panel bertajuk "Hak Untuk Tahu: Peran Masyarakat Sipil Dan Media Untuk Meningkatkan Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah", yang diselenggarakan Uni Eropa (European Union) untuk Indonesia.
Ia mengakui, mengubah watak birokra Orba tersebut merupakan pekerjaan sulit. Namun, FOINI yang beranggotakan lembaga-lembaga dan aktivis terus berupaya mendorong agar keterbukaan informasi publik dapat terlaksana baik.
Foini juga mencermati buruknya sistem pengarsipan dan pendokumentasian pemerintah Indonesia terhadap dokumen informasi publik.
Contohnya, kata dia, pemerintah melalui Sekretariat Negara pernah menyebut tidak menemukan dokumen pembunuhan aktivis Munir.
"Ini kan gila, level negara bisa menyatakan tidak menemukan dokumen itu. Memang ini ada komponen politiknya, tapi dengan mengatakan tidak tahu dokumen tersebut tentu sangat memalukan," tukasnya.
Baca Juga: Sugiarta Lemas Tunggui Jasad Istri yang Masih di Bawah Puing
Desi berharap, implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dapat diwujudkan secara baik. Tidak hanya di kalangan pemerintahan, tapi juga untuk sektor atau bidang lain seperti partai politik hingga perguruan tinggi.
"Karena ada juga kasus di Universitas Indonesia. Di sana, adaa orang tua mahasiswa yang mengakses informasi universitas tapi dipidanakan. Padahal. dia hanya mau mengecek berapa uang diterima universitas dan mau mencocokkan apakah sesuai atau tidak dengan pelayanan yang diberikan," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat