Suara.com - Presiden Joko Widodo mengapresiasi tindakan TNI dan Polri yang berhasil warga yang dikabarkan disandera oleh kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Tembagapura, Timika, Papua. Dalam operasi penyelamatan itu tak ada warga yang menjadi korban.
"Saya menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas nama rakyat kepada TNI dan Polri yang telah melakukan pembebasan sandera, masyarakat tanpa ada yang cidera satu pun," kata Jokowi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2017).
Menurutnya aksi kelompok bersenjata OPM yang menguasai sebuah kampung di Tembagapura mencekam dan membuat warga jadi takut. Namun akhirnya dapat dibebaskan oleh TNI dan Polri.
"Yang terjadi di Tembagapura itu Kelompok Kriminal Bersenjata, tapi sudah diselesaikan," ujar dia.
Oleh sebab itu, Jokowi berkomitmen akan terus membangun Papua yang lebih berkembang. Ia berharap ke depan tak ada lagi aksi kelompok bersenjata yang mengacaukan keamanan di tanah Papua.
"Kalau dilhat lapangannya, di Indonesia bagian Barat, Tengah, Timur, memang Indonesia bagian Timur sangat tertinggal sekali di bidang infrastruktur. Oleh sebab itu, kalau lapangannya kita tahu betul, kita akan ngerti bahwa itu yang akan kita lakukan," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah anggota Kopassus TNI dikerahkan untuk menyelamatkan warga yang disandera kelompok bersenjata di Tembagapura. Dari 1.300 warga yang disandera, 344 orang lainnya baik itu yang asli Papua maupun karyawan PT Freeport telah dievakuasi oleh tim gabungan TNI dan Polri.
344 warga itu terdiri dari Kampung Kimbeli sebanyak 104 laki-laki, 32 perempuan dan 14 orang anak-anak. Kemudian dari kampung Longsoran sebanyak 153 laki-laki (satu diantaranya orang asli Papua), 31 perempuan, dan 10 anak-anak.
Pembebasan direkayasa
Victor Yeimo, Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menuding kisah penyandraan yang diceritakan pihak TNI dan Polri hanya rekayasa. Dia menyebut 300 orang yang diklaim sebagai orang Papua asli merupakan penambang illegal yang diijinkan bisnis oleh TNI dan Polri selama ini.
Dalam pernyataannya, Victor pun membantah terjadi kontak senjata.
"Padahal itu bunyi tembakan anggota TNI/Polri yang ditempatkan, dan didramatisir, seolah-olah TNI/Polri benar-benar membebaskan dari genggaman penyandera. Sama seperti film-film action Amerika Serikat," dalam pernyataan yang diterima suara.com.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana
-
Analis: Masa Depan Politik Budi Arie Suram Usai Ditolak Gerindra dan PSI
-
Soal Anggota Polri Aktif di Kementan, Menteri Amran: Justru Sangat Membantu
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal