Suara.com - Akun Twitter resmi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyebar ulang serangkaian video sensitif bernada anti-Muslim milik wakil pemimpin kelompok sayap kanan Inggris, Rabu (29/11/2017).
Tiga video tersebut kali pertama “dicuitkan” oleh wakil ketua kelompok Britain First, Jayda Fransen, yang telah didakwa oleh Pengadilan Inggris pada November 2016 karena tindak pelecehan yang terkait agama.
Britain First terkenal di Inggris karena ideologi mereka yang anti-Islam, anti-masjid, anti-imigran, yang kerap melakukan provokasi di jalan-jalan dan dunia maya.
Kelompok ini juga membentuk kelompok-kelompok patroli di sejumlah kota di Inggris dan melakukan penggerebekan ke masjid-masjid.
Setelah mengetahui Trump ikut menyebar video dan tulisan-tulisan rasialisnya, Fransen memberikan pujian melalui Twitter.
"Tuhan memberkatimu Trump! Tuhan memberkati Amerika Serikat!” tulisnya.
Dewan Muslim Inggris (MCB) turut mengomentari aksi saling retweet ini, dan menyebutnya sebagai “Dukungan paling jelas dari presiden AS untuk kelompok sayap kanan dan propaganda anti-Muslim dari mereka”.
“Kami berharap Perdana Menteri dan Sekretaris Negara Inggris akan mengambil jarak dari Trump dan komentar-komentarnya, dan akan menyatakan kembali keberatan pemerintah atas segala jenis gerakan ekstrimis,” sebut pernyataan MCB.
Baca Juga: Dicari! Partner BMW untuk Kembangkan Mobil Listrik Kecil
Tell MAMA, kelompok nirlaba yang mendata kejahatan anti-Muslim di Inggris, juga memberi reaksi keras untuk aksi siber Trump.
‘Benar-benar mengerikan’
“Kami benar-benar terkejut seorang Presiden Amerika Serikat me-retweet cuitan Jayda Fransen yang merupakan anggota kelompok sayap kanan Britain First,” kata Tell MAMA.
“Kejadian ini menunjukkan bagaimana ekstremisme sudah menjadi mainstream,” tambah kelompok itu.
Anggota parlemen Inggris, Caroline Lucas, menuduh Trump telah me-retweet seorang “terpidana fasis Inggris” dan meminta Perdana Menteri Theresa May untuk mengutuk unggahan tersebut.
Sementara itu, Perdana Meteri Theresa May berkata, tindakan presiden AS ini sangat “salah”.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!