Peneliti terorisme Al Chaidar mengatakan, JADKN bukanlah kelompok yang mapan. Dia tidak memiliki struktur laiknya kelompok terror yang terogranisir.
“Organisasi itu hanya merekrut kelompok lonewolf di Indonesia,” ujar Al Chaidar kepada Anadolu Agency, Senin.
Pascakematian Bahrun Naim, Al Chaidar memprediksi JADKN akan ikut mati. Sebab, Bahrun tidak melakukan transformasi gerakan ke bawahannya.
Kepemimpinan Bahrun sangatlah personal tanpa diimbangi kemampuan anggota untuk melanjutkan tongkat estafet gerakan.
Satu-satunya pemikiran Bahrun yang tersisa hanyalah otobiografi dalam bentuk buku elektronik berjudul “Sebuah Perjalanan, Rahasia.”
Dalam catatan setebal 335 itu, kita bisa melihat sosok Bahrun dari dekat.
Bahrun membuka tulisannya dengan bab berjudul “Manifesto”. Dia mengatakan keputusan meluncurkan bukunya sudah dipertimbangkan secara mendalam.
“Secara umum, mungkin banyak di antara sahabat yang berpikir apakah tulisan ini tidak termasuk perkara amniyyah (rahasia) yang harus ditutup rapat? Hm.. Bagi penulis, ide-ide memang harus disebarkan secara luas,” tulis Bahrun dalam e-book yang diluncurkan tahun 2016 tersebut.
Bahrun juga mengakui tak memiliki keinginan menjadi pemimpin, meski sudah berada di ISIS. Dia mengaku tanggungjawabnya di ISIS sangatlah besar.
Baca Juga: Marah Lihat Tayangan Metro TV, Sam Aliano Lapor ke KPI
Bahrun juga mengidolakan Abu Muhammad al-Adnani yang menjadi ahli strategi gerakan ISIS. Berkali-kali Bahrun memotivasi anggota Daulah dengan mengutip pernyataan tokoh ISIS yang tewas tahun 2016 itu.
"Wahai muwahhid di mana pun kalian berada… Hambatlah mereka yang ingin membahayakan saudara-saudara dan Daulah kalian, semampu kalian,” pesan Adnani yang dinukil Bahrun.
Pengaruh Bahrun
Pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengatakan jika benar Bahrun tewas, kematiannya tak banyak memiliki pengaruh di Indonesia.
Sebab, Bahrun hanyalah kombatan di struktur ISIS, bukan pemimpin seperti Bahrumsyah atau ideolog laiknya Aman Abdurrahman.
“Bahrun berusaha membangun jaringan sendiri, tapi gagal. Di sosial media intelijen dengan cepat menempel,” ujar Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Lowongan Kerja PLN 1-5 Oktober 2025: Lulusan D3, S1, S2 Semua Jurusan Merapat, Cek Syaratnya di Sini
-
Liput Kasus Keracunan MBG, Jurnalis Malah Dicekik Pekerja SPPG Dapur Umum di Pasar Rebo
-
Musala Ambruk Makan Korban, Netizen Gemas dengan Pernyataan Pengasuh Ponpes Al Khoziny
-
Kapuk Dimekarkan Jadi Tiga Kelurahan, Kantor Lurah Baru Dibangun 2027
-
Jaringan Pemasok Amunisi ke OPM Terbongkar! Muncul Dugaan Libatkan Oknum TNI
-
Jumlah Penduduknya Kebanyakan, Gubernur Pramono Mekarkan Kapuk Jadi Tiga Kelurahan
-
Detik-detik Veloz Tabrak Toko Buah Segar! Pengemudi Wanita 41 Tahun Jadi Sorotan
-
Heboh Ada Foto Presiden Prabowo di Reklame Israel, Dasco: Perlu Dicek
-
Udang Beku Radioaktif di Cikande: Zulhas Klaim Tak Ganggu Ekspor Nasional
-
Sebelum 'Adu Geber' di Sirkuit Mandalika, Marc Marquez Merapat ke Istana