Suara.com - Tujuh anggota geng “Rawa Lele 212” yang terlibat kasus pembacokan anggota polisi, digelandang untuk dikumpulkan dengan ratusan tersangka di Polda Metro Jaya, Kamis (14/12/2017).
Para tersangka ini diringkus dalam operasi premanisme jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.
Seusai dipertontonkan kepada jurnalis, tujuh pemuda tanggung yang mengenakan baju tahanan warna oranye itu masih ketat dijaga empat anggota Polres Bekasi Kota bersenjata lengkap.
Pantuan Suara.com, ketujuh pemuda hanya menundukkan kepala selama menunggu mobil tahanan untuk menjemput mereka. Polisi memborgol tangan mereka secara berpasangan.
Satu anggota geng Rawa Lele 212 bernama Sahrul alias Kacung mengakui, tak menyangka korban yang dibacok menggunakan celurit adalah anggota polisi.
Pemuda berusia 20 tahun itu merupakan salah satu pelaku yang membacok Iptu P Anjang, ketika anggota geng berkumpul merayakan ulang tahun perkumpulan mereka di Jalan Celepuk 1, Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Minggu (3/11/2017) dini hari.
"Awalnya enggak tahu dia (Iptu P Anjang) polisi, dia pake jaket, pas tau itu polisi, bubar," terangnya.
Sahrul menuturkan, awalnya, geng Rawa Lele 212 berencana menyerang anggota geng lain di sekitar kawasan Pondok Gede. Namun, saat sedang menggelar pesta gengnya, puluhan pemuda ini dibubarkan polisi.
Sahrul juga mengakui, rekan-rekannya terpaksa menyerang Iptu P Anjang dan Bripka Slamet Aji agar bisa lolos dari kejaran polisi.
"Nyerang polisi awalnya cuman mau ngehindarin penangkapan," kata Sahrul.
Geng Tawuran
Sahrul mengungkapkan, rencana mereka menyerang geng lain di kawasan Pondok Gede Bekasi agar gerombolannya beken.
“Awalnya sasaran kami secara acak. Random nyasar orangnya. Mau tawuran, supaya terkenal namanya," terangnya.
Namun, Sahrul mengakui karena dibubarkan polisi, geng Rawa Lele belum sempat bentrok dengan geng lain.
"Belum ketemu lawannya, mau tawuran sama yang datang aja," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO