Suara.com - Anggota FPI yang merazia toko obat Akbar di Jalan Raya Jatibening 2, RT 6, RW 2, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (27/12/2017) malam, melakukan hal itu secara spontan.
Bahkan, berdasarkan keterangan BG, salah satu anggota FPI yang kini berstatus tersangka, aksi sweeping itu dilakukan tanpa mengoordinasi Dewan Pimpinan Pusat FPI.
"Sementara tak ada, aksinya tak direncanakan, mereka spontan. Ini keterangan mereka. Jadi mereka diberitahu seseorang bahwa toko itu jual obat kedaluarsa. Atas dasar itu mereka bergerak melakukan sweeping," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto di Polda Metro Jaya, Rabu (3/1/2018).
Indarto juga merasa heran tidak ada pemberitahuan dari FPI kepada polisi, soal merazia toko yang dianggap menjual obat-obatan kedaluarsa.
Polisi, kata dia, baru mengetahui kejadian itu setelah ormas tersebut selesai mengintimidasi pemilik toko tersebut.
"Memberitahu (razia) setelah di sana. Kami kan selama ini hubungan dengan ormas lain baik kok. Dengan FPI baik. Dalam artian mereka sudah koordinasi dan memberitahukan kita tindak. Yang sekarang ini enggak tahu kenapa," jelasnya.
Indarto menyampaikan, polisi belum menemukan adanya instruksi dari pimpinan FPI Bekasi perihal aksi sweeping toko tersebut.
"Sementara belum lihat ada perintah ya, itu jadi spontan," terangnya.
Baca Juga: Dikunjungi Banyak Tokoh Penting, Bukti Pengaruh Rizieq Tetap Kuat
Terkait aksi ini, polisi tak mau gegabah menetapkan calon tersangka yang dianggap ikut berperan melakukan kekerasan saat razia toko itu terjadi.
Ada dua rekan BG berinisial SD dan RN yang sempat ditangkap, namun dilepaskan karena tak memenuhi unsur pidana.
"Masih kami cari karena kami mau tak sembarangan. Kami tahu ada 3 atau 4 orang tapi kami perlu barang bukti. Itulah kenapa dua terduga lainnya kami lepas. Walaupun kami meyakini aksi ini dilakukan lebih dari satu orang,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Di Balik Papan 'Bensin Habis' Ada Kabar Getir Pegawai SPBU Swasta yang Takut Dirumahkan
-
2 Kasus Baru Keracunan Massal MBG Tak Masuk KLB, Publik Murka ke Pemerintah: Tunggu Mati Dulu?
-
Usut Korupsi RSUD Kolaka Timur, KPK Periksa Kasi Pidsus Kejari Kolaka
-
Bantah Kesejahteraan Jadi Pemicu, TNI AD Duga Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan Karena Ini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi